Thursday, February 26, 2009

BAB 1b - HARGANYA TERLALU MAHAL

Harganya Terlalu Mahal

Terlepas dari apa yang saya baca di Alkitab, saya bergumul apakah saya harus menjadi orang Kristen, karena harga yang harus dibayar terlalu mahal. Jika saya menerima Yesus, maka saya akan ditplak oleh keluarga, termasuk ibu dan saudara-saudara saya; dan saya akan kehilangan semua status yang saya miliki dalam masyarakat Hindu. Bahkan, sepanjang pengetahuaan saya, saya akan menjadi orang pertama dalam kasta saya yang berpaling dari kepercayaan Hindu. Akhirnya, saya berkata, “Saya tidak akan membaca Alkitab lagi. Saya bahkan tidak akan berpikir tentang Yesus lagi.”
Tiba-tiba saya tertidur. Saya tidak pingsan atau berniat untuk tidur. Ini adalah hal yang aneh. Kepala saya tiba-tiba terjatuh diatas meja dan dengan cepat saya dibawa ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Saya berjalan di atas jalan yang terbuat dari emas dan saya mendengar suara-suara yang sangat merdu, menyanyikan lagu-lagu yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Saya melihat warna-warni yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya benar-benar merasa sangat gembira (hal ini yang sangat berarti bagi seorang hindu!).
Kesempurnaan ada di sekeliling saya, tetapi tiba-tiba semuanya menjadi tidak berarti ketika saya menlihat Sumber kesempurnaan berjalan mendekati saya. Saya melihat cahaya yang lebih terang daripada 10.000 matahari digabungkan menjadi satu, namun cahaya itu tidak menyakitkan mata saya, ia mendatangi saya, dan entah bagaimana saya tahu bahwa Ia adalah Yesus. Saya tidak pernah melupakan mataNya. Ketika saya melihat kedalam mataNya, sepertinya ia telah merasakan semua penderitaan di dunia dan telah meneteskan air mata seperti yang ditangisi oieh dunia. Kasih yang murni terpancar dari mataNya ditambah kombinasi sempurna kemuliaan dan kemenangan. Kemudian Ia datang dan meletakkan tanganNya di bahu saya dan berkata, “saudaraKu....”
Tiba-tiba saya terbangun dan menemukan Alkiab yang saya terima dari wanita kecil Baptis itu terbula pada Injil Matius, di mana Yesus berbicara kepada orang muda yang kaya:

Kata Yesus kepadanya, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya...
Yesus berkata kepada murid-muridNya, “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga” (Matius 19:21-23).

Saya membaca ayat itu dan menyadari bahwa orang muda yang kaya yang datang kepada Tuhan kemudian pergi karena ia piker harganya terlalu mahal untuk dibayar. Kemudian Tuhan berbicara dalam hati saya, “Apakah kamu juga sama dengan orang muda itu?” Saya menjawab, “Tidak, Tuhan,” dan langsung menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat saya, mengakhiri tradisi dan kesetiaan keluarga terhadap ajaran Hindu.
Saya semakin mendekati pengalaman saya dengan Stevie ketika saya pindah dari Afrika Timur ke Amerika Serikat dan mengikuti sekolah Alkitab di sebuah Universitas Kristen. Saya mendapat gelar sarjana dan melanjutkan studi saya. Saya akui bahwa saya bangga dengan kemampuan intelektual saya. Saya berniat untuk mendapat gelar Ph.D. dalam kesusteraan, dan saya menikmati status saya sebagai “seorang intelektual.” Saya biasanya membuat hal sederhana menjadi rumit.
Di tengah usaha saya mendeapatkan penghargaan intelektual dan gengsi melalui studi saya, saya mendapat berita bahwa ibu saya sekarat karena sakit kanker tukang akut di London, tempat keluaga saya tinggal setelah pindah dari Afrika Timur. Dokter-dokter yang merawat ibu saya mengatakan bahwa umur beliau hanya tinggal beberapa minggu kerana ia menderita kanker tulang ganas yang tidak bias disembuhkan.

SAYA MENYERAH

Saya tidak mempunyai jawaban bagi diri saya sendiri maupun bagi ibu saya saat itu sekarat dan menanyakan saya. Saya hanya seorang mahasiswa yang kurang mampu di Texas dan saya tidak punya uang untuk pergi Inggris. Saya sangat putus asa. Saya menyerah dan yang bisa saya lakukan hanyalah menangis tidak henti. Akhirnya, setelah selama 3 hari menangis dan bersedih, saya mengalami kejadian aneh di malam ketiga.
Sekali lagi saya tertidur, saya dibawa ketempat yang sama yang saya lehat beberapa tahun yang lalu di mana saya melihat jalan tersebut dari emas. Kali ini saya berada di tempat yang penuh rumput dan berlutut di bawah kaki Yesus. Saya memandang wajah-Nya dan mengangkat kedua tangan, dan saya bernyanyi bagi-Nya. Yesus meletakkan tangan-Nya di bahu saya, dan saya terkejut ketika menyadari bahwa saya bernyanyi dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Kemudia saya terbangun, dan menyedari saya bahwa sesuatu telah terjadi. Ketika saya merasakan keharusan untuk berdoa, saya mematuhinya dan berkata, “Yesus”. Pada saat itu, angin terasa masuk ke kamar saya dan membuat saya tidak bisa bernafas. Kemudiaan saya merasa sesuatu yang meluap-luap dari dalam. Ketika saya mencoba membuka mulut, tiba-tiba sebuah lagu keluar dalam bahasa yang tidak saya mengerti! Akal pikiran saya berkata, “Ini aneh”, tapi diri saya berkata, “Ini mungkin aneh, tapi ini adalah hal paling indah yang pernah saya rasakan!”
Saya terus bernyanyi dalam bahasa yang asing ini selama satu setengah jam. Satu-satunya tokoh rohani yang saya kenal saat itu adalah seorang biarawati Katolik yang saya kenal di kampus. Saya tidak sabar untuk bercerita kepada seseorang tentang apa yang saya alami, jadi saya segera mencari suster Marsha. Saya berkata,”Suster Marsha, saya hendak menceritakan apa yang terjadi pada saya hari ini!” Setelah menceritakan apa yang saya alami kepadanya, saya bertanya, “Apakah saya sudah gila?” Saya tidak akan pernah melupakan jawabannya. Ia meletakkan bukunya dan menatap saya dengan sukacita dan berkata, “Puji Tuhan, saudara. Engkau telah di baptis dalam Roh Kudus!”
Roh Kudus menjadi begitu nyata bagi saya sejak hari itu. Ia mulai berbicara pada saya dan saya segera menyedari bahwa Ia adalah sosok Peribadi. Ia mulai mengatakan pada saya tentang Yesus. Ia berkata, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. “Saya belum pernah membaca ayat ini sebelumnya di Ibrani 13: 8, jadi saya berkata, Apa?” Ia menjawab, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Berdoalah bagi ibumu!
Kali ini saya menjawab, “Ya.” Sekali lagi Ia berkata, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Akhirnya saya berkata, “Tuhan, apakah yang hendak kau katakana padaku?” Jawab-Nya, “Yesus sudah menyembuhkan 2000 tahun yang lalu. Ia tetap menyembuhkan hari ini.” Ketika saya bertanya, “Apakah maksud-Mu Tuhan?”Jawab-Nya, “berdoalah bagi ibumu!”
Kerana saya belum memahaminya (saya belum mengerti bahwa penyembuhan bukan untuk hari ini saja), saya berdoa bagi ibu saya seperti yang diperintahkan. Beberapa hari kemudian saya menerima kabar bahwa ibu saya telah sembuh total dari sakitnya yang parah. Ibu saya masih hidup selama 24 tahun sesudah penyembuhan itu dan menerima Yesus Kristus sebelum ia meninggal.
Ketika saya menerima baptisan Roh Kudus, ia mula memimpin saya. Iotulah saat di mana saya diutus ke Lubbock, Texas, dimana saya bertemu Stevie dab banyak anak-anak yang berharga yang membutuhkan kasih dan kuasa Tuhan. Kebenaran tentang berpuasa yang saya pelajari disana menjadi firman yang hidup bagi saya sejak hari itu iaitu lebih dari seperempat abad yang lalu. Saya mula melakukan puasa satu hari sebanyak beberapa kali pada tahun 1971. Tahun 1972, saya mula melakukan puasa 3 hari beberapa kali selama beberapa minggu, kemudian melakukan puasa 7 hari dan puasa 14 hari. Tahun 1973, saya melakukan beberapa kali puasa 7 hari, 14 hari, dan 21 hari dengan pimpinan dari Tuhan. ( saya sarankan sebaiknya anda konsultasi dengan dokter sebelum melakukan puasa apabila anda sedang hamil, dalam perawatan atau mempunyaiganguan kesehatan.)

SEKARANG LAKUKAN DUA KALI PUASA 40 HARI!

TAHUN 1974, SAYA MENJADI PENDETA DI SEBUAH Gereja di Levelland, Texas, ketika Tuhan berkata pada saya, “Lakukan puasa 40 hari.” Saya melakukan puasa 40 hari, dan seringkali saya merasakan pertolongan Tuhan. Tahun berikutnya, saya kembali melakukan puasa 40 hari dan beberapa kali puasa 14 hari dan 2 hari. Saya menikah dengan Bonnie pada tahun 1976, dan pada tahun itulah Tuhan berkata pada saya, “sekarang lakukan dua kali puasa 40 hari.” Selama beberapa tahun setelah itu saya melakukan dua kali puasa 40 hari tiap tahunnya dan minimum dua kali puasa 21 hari.
Tahun 1977, saya kembali merasa dipimpin untuk melakukan dua kali puasa 40 hari, dan saya juga melakukan beberapa puasa yang berbeda jangka waktunya seperti yang diperintahkan Roh Kudus. Sesudah itu saya melakukan dua kali puasa 40 hari setiap tahun hingga tahun 1988, dengan puasa tambahan yang jangka waktunya lebih pendek. Tahun 1989, saya dipimpin untuk hany melakukan satu kali puasa 40 hari. Jumlah keseluruhannya, sayadipimpin oleh Roh Kudus dalam melakukan 29 kali puasa 40 hari. Sembilan belas puasa pertama, saya hanya minum air saja. Sesudah itu Tuhan men gizinkan saya minum jus. Isteri saya berkata bahwa rata-rata saya berpuasa 120 hari per tahun selama period dasar kehidupan dan pelayanan saya.
Saya tidak memahami sepenuhnya apa yang Tuhan perbuat pada tahun-tahun tersebut, tapi saya tahu bahwa saya mengasihi Yesus. Saya juga tahu bahwa Tuhan memerintahkan saya untuk berpuasa dan berdoa bagi umat yang dikasihi-Nya. Yang saya lakukan adalah mematuhi-nya. Bagi mereka yang mengenal atau berhubungan dekat dengan saya sebagao pendeta atau gembala pada saat itu mengetahui tentang hal berpuasa itu, tetapi selama lebih dari satu dekad saya belum diizinkan Tuhan untuk mengumumkan,menjelaskan, atau mengajarkan tentang cara berpuasa saya di pertemuan umum. Tuhan melakukan sesuatu dengan diam-diam yang baru dinyatakan dalam perintah-perintahNya dan dalam banyak hal adalah alasan berpuasa.

TIDAK SEMUA ORANG MENGERTI

Saya segera menyadari bahawa tidak semua orang mengerti atau menerima apa yang saya lakukan. Ada beberapa orang yang menganggap saya sebagai seorang yang fanatik, dan yang lainnya berpikir bahawa saya seorang yang terlalu rohani. Ktitik yang paling parah adalah yang mengatakan bahawa saya syok suci, dan saya akui bahawa kritikan dan kesalahpahaman tersebut cukup menyakitkan pada saat itu. Meskipun demikian, saya tahu bahawa apabila orang percaya mendengar suara Tuhan, sebaiknya ia melakukannya. Kadang-kadang tidak bisa dihindari bahwa ketaatan akan menimbulkan kebencian-meskipun di antara anda. Seringkali hal ini terjadi kerana musuh jiwa kita berusaha menimbulkan kebencian terhadap kegiatan yang akan mengancam kerajaan kegelapannya.saat anda melakukan peperangan rohani dengan cara berdoa,puji-pujian, penyembahan dan berpuasa, saya jamin bahawa musuh akan berusaha menghalangi dan menghambat jalan anda.
Di tahun-tahun dan dekad yang telah lewat sejak Allah menyatakan kuasa dari berpuasa pada saya dalam pelepasan Stevie, pernyataan tersebut telah menjadi Firman yang hidup dan batu penjuru dalam kehidupan dan pelayanan saya dalam Kristus. Sekarang saya mengerti bahwa Allah member saya mandate untuk membantu memulihkan kebenaran tentang berpuasa pada gereja-Nya di akhir zaman ini. Berpuasa adalah aspek yang sangat penting dari cara hidup perjanjian baru bagi gereja akhir zaman. Allah meminta saya untuk melakukan dua puluh Sembilan kali puasa 40 hari oloeh kerana kebenaran dasar bahwa kamu tidak bisa membagi sesuatu yang tidak kamu miliki.
Hanya sekitar sepulubh tahun yang lalu Tuhan berkata kepada saya, “Sekarang setelah engkau memilikinya, Aku memberimu kuasa untuk membagi-bagikan kebenaran ini kepada gereja akhir zaman- bagi mereka yang hendak melakukan perintah Yesus Kristus.” Sementara saya menulis kata-kata ini saya merasakan kepenuhan yang kekal. Buku ini adalah bagian dari buah yang dihasilkan selama tahun-tahun yang penuh ketidakpastian, yang saya tahu adalah saya mematuhi perintah Tuhan.
Tuhan mungkin tidak akan memerintahkanmu untuk melakukan puasa 40 hari (meskipun ya, anda akan mampu melakukannya dengan anugerah-Nya Allah). Buktinya jelas dan tidak diragukan: sebagai anggota jemaat dari gereja Yesus Kristus, Allah menghendaki setiap kita untuk melakukan puasa dalam hidup kita. Itu adalah bagian penting dari kehidupan kita sebagai bagian dari kebun anggur dan mempelai Allah, dan itu adalah cara hidup bagi teladan utama kita, Yesus Kristus.

CATATAN AKHIR

1. Baca Mazmur 27: 10
2. Karena prosedur standard bagi mereka yang bekerja di rumah sakit- rumah sakit, tempat perawatan cacat mental atau organisasi-organisasi kesehatan, saya diwajibkan oleh kode etik dan sudah menanda tangani perjanjian untuk menjaga kerahsian pasien yang saya tangani. Berdasarkan hal ini, saya telah ,mengganti nama anak muda ini.
3. Yohanes 8:32
4. Berdasarkan Roma 8: 32, hal tersebut dapat terjadi pada anda!

Wednesday, February 25, 2009

CHURCH SHIFT-BAB 2

GEREJA BERWAWASAN KERAJAAN

Keputusan untuk berdiri menghadapi pemerintah kami bukanlah upaya pertama kami untuk menjangkau bangsa kami bagi Allah, namun ini adalah upaya yang paling dramatis sampai sekarang, dan itu manjadi momen bagaikan disirami air bagi kami dan seluruh bangsa Ukraina. Kami mempunyai alasan yang sangat baik untuk meyakini bahwa hidup kami berada dalam bahaya. Kelompok yang turun ke jalan dalam protes besar-besaran seperti ini terakhir kali terjadi beberapa tahun sebelumnya dan saat itu orang-orang ditembak. Jadi kami maju dengan sangat hati-hati. Kami meminta izin untuk berkumpul dari pemerintah kota.. Pemerintah kota tidak mau member izin kepada kami. Kami mencoba dari pelbagai sudut untuk mematuhi hokum, namun kami menemui jalan buntu.
Opsisi dari dalam gereja juga meningkat. Semakin banyak orang yang menulis surat pengunduruan diri. Yang lainnya dengan keras menentang rencana kami. Mereka ingin tetap berada di tingkat keamanan dan pengaruh yang selama ini kami miliki. Namun Allah sudah berbicara: jika kami tidak bergerak maju dalam kesempatan yang sulit ini, kerajaan Allah akan berhenti maju melalui kami. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Pada hari isnin tanggal 13 November 2003, tiga ribu anggota gereja kami mengambil langkah yang paling berani dalam hidup kami dan berbaris di alun-alun kota. Kami naik bus ke pusat kota dan berjalan satu kilometer ke alun-alun kota. Saat kami membanjiri jalanan, lalu-lintas terhenti. Semua aktivitas jual beli terhenti. Tak ada yang bisa bergerak.Ada kejutan yang tak terduga: Perdana menteri Turki sedang berkunjung hari itu, dan ibukota Negara lumpuh – karena satu kelompok gereja! Kami bergembira, memberkati setiap orang yang kami lihat, membawa spanduk-spanduk besar, merayakan, dan menyanyikan lau pujian. Pemerintah dimalukan karena adanya insiden ini selama kunjungan kenegaraan dan ingin mencegah Negara dipermalukan.

Kami tiba di alun-alun kota dan mengadakan kebaktian di tempat terbuka. Kami berdoa untuk pemerintah, lalu berbicara kepada pemimpin melalui pengeras suara: “Kami memilih anda. Anda ditentukan untuk melayani kami, jadi kami memberkati anda. Berdoa untuk anda. Jangan melawan bangsa anda sendiri.”
Saya memohon kepada mereka agar memperpanjangsewa tanah kami atau menyediakan tanah untuk mendirikan bangunan kami. Namun gedung alun-alan tetap sunyi. Tak ada orang yang keluar. Dalam suasana semakin tegang, kami bertanya-tanya apa yang akan jadi respon mereka.

APAKAH ALLAH BENAR-BENAR PEDULI AKAN BANGSA-BANGSA?

Banyak orang di gereja masa kini yang sempat mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa Allah memedulikan bangsa-bangsa dan masyarakat. Mereka mengira Dia hanya tertarik dengan individu atau dengan umat pilihan-Nya. Namun Alkitab sangat jelas: Allah ingin menebus bangsa-bangsa. Karya penebusanan-Nya di atas kayu salib ditujukan untuk bangsa-bangsa dan juga pribadi-pribadi. Itulah sebabnya dia memerintahkan untuk pergi memberitakan Injil kepada segala bangsa dan memuridkan bangsa-bangsa. Allah tidak sabar menunggu penebusan bangsa-bangsa.
Di seluruh bagian Allkitab, focus Allah pada Negara sudah jelas. Dalam sebuah kisah yang penting dalam keluaran 4 : 22, Allah menggunakan bahasa yang menarik untuk menyebutkan bangsa Israel. Dia menyebut Israel, “Anak-Ku, anak-Ku yang sulung”. Merupakan suatu yang perlu dipelajari mengapa Allah menggunakan sebutan orang pertama untuk suatu bangsa. Normalnya, anak mengacu kepada seorang individu. Dalam maleakhi 3:17 Allah melakukannya lagi, berbicara melalui nabi bahwa Dia mengasihi Israel “seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia”. Saya percaya Allah sedang mengajar kita tentang sikap-Nya terhadap bangsa-bangsa. Di mata-Nya, bangsa-bangsa bukan sekadar entitas yang abstrak. Bagi Dia, bangsa-bangsa sama nyata dan berharganya seperti individu.

Jika Allah menyelamatkan bangsa Israel, anak sulung-Nya, logisnya Dia ingin menlakukan hal yang sama untuk semua bangsa lain, yang merupakan anak-anak-Nya. Israel adalah awal dari sebua kampanye global. Allah menginginkan keunggulan dalam segala hal di setiap bangsa. Yesus berjanji dalam Matius 24:14, “dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Dia ingin mendeplosi semua bangsa menjadi anak-anak-Nya, bukan hanya indvidu. Dalam Matius 28:18-20, Dia memberikan “segala kuasa di sorga dan di bumi” kepada murid-murid untuk digunakan dalam memuridkan bangsa-bangsa, bukan hanya individu. Tidak akan berkesudahan pertambahan pemerintahan-Nya, kata Yesaya 9:6.

Pernahkah anda bertanya mengapa Allah memiliki penghargaan sebesar itu untuk pemerintahan manusia? Mengapa Dia mengajar kita untuk menaati dan menghormati mereka serta tunduk pada otoritas mereka? Jika Allah hanya peduli dengan keselamatan individu, mengapa Dia tidak menyuruh kita untuk mengabaikan begitu saja system peraturan manusia? Alasanya adalah karena pemerintah merupakan ide Allah. Dia mempunyai pemerintahan-Nya sendiri, dan Dia ingin manusia memerintah dengan adil di bumi, dalam pemerintahan mereka sendiri. Allah menciptakan pemerintahan sebagai sistem-sistem keadilan bagi diri-Nya. Dia ingin mengurus bumi dengan adil melalui pemimpin yang berwawasan kerajaan Allah. Bahkan meskipun pemerintahan di urus dengan buruk, pemerintahan tetaplah lembaga yang ditahbiskan Allah. Itulah sebabnya Paulus berkata dalam kitab Roma bahwa setiap pemeritah berasal dari Allah. Sebagai warga kerajaan Allah kita tidak diizinkan mengabaikan pemerintah, sebab mereka ditetapkan oleh Allah dan merupakan bagian dari rencana-Nya untuk bumi ini. Tujuan kita adalah membuatkan pemerintah itu bertindak adil dan sesuai dengan seluruh prinsip kerajaan.
Pembaru gereja seperti Martin Luther pada abad-abad sebelumnya memiliki focus nasional ini; mereka ingin membawa bangsa-bangsa berlutut di hadapan Allah. Tetapi kini telalu banyak orang Kristen yang menurunkan ambisinya. Sekaranglah waktunya untuk berambisi lagi. Sekaranglah waktunya untuk mengubah gereja kita! Sebelum anak-anak dari Allah yang Mahakuasa bertindak seperti perwakilan-Nya di bumi, tak ada yang akan mengubah Negara kita. Tak peduli betapa besar yang diperoleh gereja kita atau betapa kayanya gereja itu atau betapa indahnya kita membangun gedungnya. Nasib negeri anda ada di tangan gereja dan kerelaannya untuk mendeklarasikan posisi Allah dimasyarakat.

BUKAN DARI DUNIA INI? 

Sebahagian orang keberatan dengan ajaran ini dengan mengutip Yoahanes 18:36, di mana Yesus berkata “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini... Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Orang-orang Kristen menggunakan kalimat ini di luar konteksnya selama puluhan tahun, untuk menyerahkan kerajaan ini kepada setan dan melalaikan panggilan mereka ke bangsa-bangsa. Jika kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, maka kita tidak mempunyai tugas yang nyata di sini kecuali untuk penginjian dan penggembalaan peribadi masing-masing. Kerja keras untuk mengembalikan bangsa-bangsa ke kerajaan Allah tidaklah penting. Orang-orang ini membalikkan maksud Yesus dan memutarbalikkan pesan kerajaan-Nya menjadi pesan anti kerajaan.
Mari kita renungkan bacaan ini dalam konteksnya. Pilatus sedang menanyai Yesus mengenai sumber otoritas Yesus. Ia berkata kepada-Nya “Engkau inikah raja orang Yahudi? .... Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku” (Yohanes 18:33,35). Sebagai jawaban, Yesus berkata bahwa otoritas dan penugasan-Nya datang dari surge, bukan dari bumi. Orang Yahudi tidak bisa menjadikan Dia raja; Allah Bapalah yang telah menjadikan Dia Raja. Kerana bukan manusia yang memberikan Yesus otoritas-Nya. Dia bekerja dengan perintah diri kerajaan yang lebih tinggi. Itulah sebabnya Dia berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.”
Apakah ini berarti Dia tidak peduli dengan bumi? Tentu saja tidak. Kebalikkannyalah yang benar. Dia datang ke bumi untuk membawa kerajaan Allah kembali di bumi. Dia cukup peduli dengan bumi sehingga dia meninggalkan tempat yang lebh tinggi dan membawa prinsip-prinsip yang klebih tinggi dari temapt it ke suatu lingkungan yang sudah rusak. Dia tidakk berkata Dia tidak peduli dengan dunia, tetapi bahwa kerajaan dunia bukanlah sumber otoritas-Nya. Kerajaan berasal dari bumi dan manusia. “sesiapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya,” kata Yesus dalam Yohanes 3:31. Dia bekerja dari atas. Seharusnya kita juga demikian.
Sebagai pengikut Yesus, kerjaan kita bukan dari dunia ini, tetapi kerajaan itu harus memerintah dunia ini di sini dan sekarang. Yesus secara khusus berdoa agar kita tidak diambil dari dunia (Yohanes 17). Yesus juga memerintahkan untuk tinggal sampai Dia kembali (Lukas 19:13, KJV). Markus 1:15 dan Lukas 11:20 mengatakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Kerajaan itu ada di sini. Sekarang. Begitulah seharusnya hidup kita. Dan Daniel 2:44 berkata bahwa kerajaan-Nya akan meremukkan segala kerajaan yang lain. Fokus sesungguhnya dari setiap kehidupan Kristen dan dari semua kegiatan gereja kita adalah mengangkat kerajaan Allah dalam setiap bidang Negara kita. Ini adalah misi pertama kemanusiaan, dan ini tetap menjadi misi utama kita.

MISI KITA YANG TIDAK BERUBAH

Mandat kerajaan kita sudah ada ribuan tahun sebelum kelahiran Kristus. Allah menciptakan bumi ini untuk dikuasai oleh umat manusia. Berfirmanlah Allah,

Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. - Kejadian 1: 26

Allah telah memnberi kita sudut alam semesta ini untuk diperintah sama seperti Dia memerintah alam semesta. Adam diciptakan dalam gambar dan menurut rupa Allah untuk memerintah bumi. Ia bersekutu dan hidup bersama Allah; ia menghias dan memelihara taman Eden, dan manusia harus melipatgandakannya. Tetapi ketika manusia berdosa, kita kehilangan kemuliaan kerajaan Allah. Bencana datang di setiap bidang kehidupan.
Tetapi Allah sudah mempunyai rencana untuk mengembalikan kerajaan itu ke bumi, seperti rencana aslinya. Yesaya dan Habakuk bernubuat bahawa kemuliaan Allah akan memenuhi bumi lagi(Yesaya 40: 5; Habakuk 2: 14) Kemungkinan itu kembali kepada kita dengan datangnya Yesus, yang tugas utama-Nya adalah memulihkan kerajaan Allah dengan memulihkan tujuan asli manusia kepada kita. Kerajaan Allah memberskan semua masalah. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa itu adalah kabar baik (Lukas 3: 18). Hal yang telah hilang sudah kembali! Melalui Adam kedua- Yesus- rencana asli Allah dilaksanakan, untuk membuat lingkup bumi seluruhnya diperintah oleh prinsip-prinsip kerajaan.

Renungkanlah dengan cara ini. Ketika Allah menciptakan Adam, Dia menaruh semua bangsa dalam diri satu orang. Semua orang yang pernah hidup berasal dari asam. Anda dan saya ada di dalam Adam. Kita mempunyai DNA Adam. Dosanya menjadi dosa kita melalui warisan (Roma 5). Allah menciptakan benih dari Adam kedua sehingga kita sermua dapat menjadi benar melalui Dia. Di dalam Yesus, Allah menaruhkan semua kemampuan untuk memulihkan semua bangsa. Yesus membawa semua bangsa-bangsa yang telah ditebus di dalam diri-Nya, begitulah bahasa rohaninya. Oleh karena itulah Dia bisa mati untuk semua bangsa, bukan hanya bangsa Yahudi.

"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah bebuat dosa." -Roma 5:12

Allah memberikan Putra-Nya Yesus Kristus sebagai korban untuk menebus kuasa dan otoritas dari setan dan mengembalikan kekuasaan atas bumi kepada manusia.

"Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oelh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup." -Roma 5:17-18

Allah kini berharap kita bergerak dalam otoritas dan kuasa yang awalnya diberikan kepada Adam. Kita tidak perlu terus mengamati diri sendiri seakan-akan kita masih belum ditebus. Tidak, kita sudah kembali di Eden. Yesus berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi” (Matius 28:18). Setiap orang yang datang kepada Yesus dan bertobat dari dosa-dosanya memperoleh kekudusan, kebenaran, kuasa dan otoriras Yesus Kristus. Dia telah memindahkan kepada kita, murid-murid-Nya, kuasa yang telah Dia menangkan kembali ini. Oleh sebab itulah Allah menyebut kita raja imam di bumu – karena kita dipanggil untuk membebaskan planet ini dari kejahatan (Wahyu 5:10).

Allah tidak akam memperluaskan kerajaan ini secara adikodrati, sebab itu akan merampas tujuan manusia. Memperluas kerajaan Allah adalah tugas kita. Penebusan teman-teman, keluarga, komunitas, dan orang-orang sebangsa kita benar-benar bergantung pada tindakan gereja. Jika gereja tidak mulai melawan korupsi, hal itu akan terus berkembang di Negara kita. Jika gereja tidak keberatan dengan anmoralitas, masyarakat akan terus tergelincir semakin dekat dengan perlanggaran hokum. Allah menginginkan gereja menjadi pembawa standar tata-tertib dan kebenaran di setiap Negara. Seperti yang ditulisa Rasul Petrus,

"Tetapi kamulah bangsa terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." -1 Petrus 2:9

Keselamatan telah memungkinkan kita untuk memerintah seperti Adam.

AMBISI BESAR

Itu adalah ambisi yang besar, dan setiap gereja yang memfokuskan untuk memenangkan Negaranya bagi Allah memang memiliki ambisi yang besar. Tetapi sebuah gereja yang tidak difokuskan memuridkan bangsa-bangsa menukar ambisi-ambisi besar dengan bebagai ambisi kecil, bahkan tanpa menyadarinya. Banyak gereja menyangka mereka sedang memperluas diri dengan membangun ruang ibadah yang baru atau ruangan tambahan untuk kaum muda atau membeli sebuah bus gereja. Namun ambisi Allah jauh lebih besar. Dia sedang mengutus orang Kristen untuk memengaruhi seluruh masyarakat. Janji Allah adalah bahwa kita dapat meminta Dia untuk member kita bangsa-bangsa, bukan hanya sebuah gedung gereja yang lebih besar.

Terkadang teman-teman saya sesame hamba Tuhan di Amerika bercerita kepada saya betapa Allah memberkati mereka dengan menambah jumlah jemaat yang hadir di gereja mereka dan mengaruniai mereka segala macam berkat duniawi. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka meyakini iman untuk adanya seribu anggota lagi, sebiah mobil baru, sebuah acara televisi, dan seterusnya. Saya berkata, “Jika anda ingin menggunakan iman anda untuk mendapatkan mobil baru atau anggota gereja yang lebih banyak, itu baik. Tetapi saya menggunakan iman saya untuk menundukkan dan mengubah suatu bangsa. “Tidak ada yang salah dengan rumah dan berkat duniawi, tetapi semua itu hanyalah alat. Sebagai orang Kristen menjadi puas dengan alat-alat saja. Tetapi upah yang sesungguhnya adalah bangsa-bangsa. Allah ingin menjadikan banyak dari ktia lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan.

Ambisi kita harus menyamai ukuran dan lingkup ambisi Kristus saat datang ke bumi. Apakah Putre tunggal Allah merendahkan diri-Nya datang ke sini untuk dibunuh dengan kejam dan brutal, digantung di atas kayu salib, dihina dan cicaci-maki, kemudian kembali dari kematian dan berkhotbah serta mengajar selama 40 hari hanya supaya kita dapat menjadi makmur dan mempunyai waktu pujian dan penyembahan yang membangkitkan emosi serta menyebarkan selebaran warna-warni dan merancang situs web yang canggih, sementara orang-orang disekitar kita tertekan dan melakukan bunuh diri, menyebarkan penyakit AIDS, hamper mati kelaparan, merusak planet ini, dan masih banyak lagi? Saya rasa tidak.

Saya ingin menantang anda untuk mengangkat iman anda dari kepuasan yang kecil. Allah akan melakukan lebih banyak daripada sekadar membayar tagihan anda. Itulah yang dipikirkan orang non-yahudi. Allah bahkan tidak menyebut itu upah. Semua itu datang secara otomatis bersama keselamatan. Ambisi kita harus jauh lebih besar. Kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang anggota-anggotanya dipanggil untuk mengembalikan kerajaan Allah di bumi! Upah dari mencari Allah adalah pengaruh atas lingkungan masyarakat sehingga orang-orang dapat diselamatkan dari kengerian dosa dan kejahatan. Setiap orang yang berjalan dalam ketaatan kepada Allah mempunyai hak untuk meminta bangsa-bangsa dikembalikan dan diserahkan ke dalam tangannya – dan ini benar-benar melibatkan anda.
Saatnya telah tiba untuk kita mengingatkan salib dan ambisi besaar yang Kristus miliki untuk planet ini. Inilah saatnya untuk mengubah pikiran kita dari bersembunyi di gereja menjadi memerintah tanah perjanjian bagi kemuliaan Allah. Inilah saatnya orang-orang Kristen untuk bertindak, mengetok, dan mengupayakan hasil-hasil. Saatnya telah tiba bagi kerajaan Allah untuk bermanifestasi sehingga bangsa-bangsa akan mengikuti Allah.
Sekaranglah saatnya berhenti menganggap diri kita menduduki anak tangga terbawah pada tangga sosial. Inilah saatnya untuk berhenti merendah. Inilah saatnya berhenti mencapai penebusan dari orang-orang berpengaruh seperti para politisi atau konglomerat. Inilah saatnya untuk melihat diri kita sebagai alat di tangan Allah. Kita tidak kecil, kita bukan orang yang tidak penting, kita adalah pembawa pesan Allah. Di dalam diri anda Dia melihat nasib keluarga anda, teman-teman anda, rekan-rekan kerja anda, dan bangsa anda.
Untuk masa yang lama gereja hanya mengutus dirinya sendiri, namun saatnya telah tiba untuk mengambil tanggung jawab atas setiap bagian masyarakat, dari lingkaran teman-teman kita sampai keluarga kita; dari lingkungan kerja kita sampai dewan kota dan sekolah-sekolah; dari olaraga dan seni sampai politik dan bisnis. Kini gereja perlu menbawa orang-orang dan bangsa-bangsa keluar dari padang gurun, di mana mereka selama ini mengembara. Kerajaan Allah adalah jawaban total Allah bagi masalah total manusia. Ini sinonim dengan kehendak dan jalan-jalan Allah. Ketika Dia berkata, “Datanglah Kerajaan-Mu” (Lukas 11:12), itu berarti melalui anda dan saya. Kita harus berjalan dalam kuasa. Setiap karunia dan talenta yang kita miliki harus digunakan dalam pelayanan kerajaan Allah. Orang-orang percaya perlu memulai organisasi sosial dan badan amal yang akan menjadi gerakan sosial yang kuat, yang menarik perhatian orang. Kita perlu mencari cara-cara efektif untuk melayani para tunawisma, orang-orang bermasalah, anak-anak yatim-piatu, orang-orang yang dianiaya, para pencandu, pelaku kejahatan, dan orang-orang yang tidak berdaya.
Allah sedang menunggu kita bertindak. Kita tidak memiliki hak moral untuk tidak peduli. Allah tidak menginginkan gereja yang pasif.
Suatu hari nanti bangsa kita sendiri akan di hakimi. Allah akan mengirim beberapa bangsa ke neraka seperti yang dikatakan dalam Mazmur 9:18,
Orang-orang fasik akan kembali kedunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.
Mari kita bekerja dengan seluruh kecakapan dan semangat yang kita miliki supaya bangsa kita diselamatkan.Saat gereja kami menunggu respon pemerintah terhadap protes kami di alun-alun kota, saya dapat rasakan perubahan sedang menuju Negara kami. Kami telah memecahkan es. Kebekuan yang dalam dan telah membungkus jutaan jiwa dari generasi ke generasi mulai mencair. Akhirnya, walikota Kyiv keluar gedung untuk menemui kami secara peribadi. Inilah kejutan yang bagus. Ia berbicara melalui pengeras suara dan mengatakan bahwa kota akan menyediakan beberapa hektar tanah untuk mendirikan bangunan kami. Mereka akan memberi kami tanah secara gratis – senilai $5 juta. Sebagai balasannya kami berjanji untuk membersihkan jalanan dari orang-orang sehingga kehidupan normal dapat dilanjutkan kembali di Kyiv.
Kami telah memperoleh kemenangan besar. Namun kami segera menyadari bahwa di negara seperti Negara kami, kemenangan seperti ini bisa saja berumur singkat. Bahkan selalu ada gejolak lebih besar yang datang, lebih besar daripada yang pernah kami bayangkan. Dan Allah akan menaruh kami di barisan depan dari suatu gerakan yang jauh lebuh besar daripada kami duga.

PRINSIP-PRINSIP KERAJAAN DARI BAB 2

1.Allah tak sabar menunggu penebusan bangsa-bangsa

2.Allah menghendaki keunggulan dalam segala hal di setiap Negara

3.Sebelum anak-anak Allah yang Mahakuasa bertindak seperti perwakilan-Nya dibumi, tak ada yang akan berubah di Negara kita. Nasib Negara kita ada di tangan gereja dan kesediaan gereja untuk mendeklarasikan posisi Allah di dalam masyarakat.

4.Fokus sebenarnya dari setiap kehidupan Kristen dan dari semua kegiatan gereja kita adalah meninggikan kerajaan Allah di dalam setiap bagian bangsa kita.

5.Jika gereja tidak mulai melawan korupsi, korupsi akan terus berkembang di Negara tersebut.

6.Sebuah gereja yang tidak berfokus untuk mendisiplinkan bangsa-bangsa menukar ambisi-ambisi besarnya dengan ambisi-ambisi kecil bahkan tanpa men yedarinya.

7.Jika andsa ingin menggunakan iman Anda untuk mendapatkan mobil baru atau anggota gereja yang lebih banyak, itu baik. Tetapi saya menggunakan iman saya untuk menundukkan dan mengubah suatu bangsa.

Thursday, February 19, 2009

FIRST CLASS LEADERS: 50 PRINSIP-PRINSIP MENJADI SEORANG PEMIMPIN YANG KUAT

PRINSIP 3: WASPADALAH TERHADAP ORANG YANG INGIN DEKAT DENGAN ANDA

Saya tidak suka dengan orang yang sangat ingin dekat dengan saya. Bukan berarti saya orang yang tidak suka bermasyarakaat. Saya senang akrab dengan orang-orang. Tetapi saya lebih mencintai urapan Tuhan dalam hidup saya dan rela melakukan hal-hal yang ekstrem untuk melindungi urapan tersebut.

Jika seseorang bergabung dengan pelayanan atau gereja yang anda pimpin, hal pertama yang diperlukannya adalah pebdisiplinan di dalam Firman Tuhan. Dia tidak perlu pembimbingan khusus dengan anda. Dia juga tidak perlu melayani anda dengan membawakan tas anda, menjadi pengankut kelengkapan, ataupun mengurusi kebutuhan pribadi anda. Jika seseorang memaksa diri untuk bergabung dalam lingkaran anggota pelayanan saya, saya akan sebisa mungkin berusaha mengeluarkannya. Ketahuilah, saya percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan atas tujuan. Jika dia berkehendak agar saya menjadi akrab dengan seseorang, maka Dia akan membuat hal itu terjadi. Keakraban itu tidak harus terjadi dalam semalam, tetapi pasti akan terjadi tepat pada waktu-Nya.
Jika memang kehendak Tuhan atas seseorang itu menjadi bagian dari lingkaran anggota pelayanan saya, maka Dia akan menciptakan suasana pertumbuhan yang sehat. Pelayanan dan orang-orang yang belum diselamatkan yang Tuhan sediakan agar saya kelola sangatlah besar. Keduanya memerlukan doa selama beberapa tahun, pengorbanan, penaburan bibit pelayanan, hingga akhirnya menanti masa panen tiba.
Membangun kejayaan itu membutuhkan waktu. Akan tetapi kejayaan itu dapat hancur dalam sedetik saja, maka berhati-hatilah.

Pada tanggal 11 September 2001, dua pesawat udara menabrak Menara Kembar dan menewaskan ribuan jiwa. Untuk membangun Menara Kembar itu memerlukan waktu bertahun-tahun. Bahkan jauh sebelum pembangunan fisik memerlukan waktu yang lama untuk merencanakannya. Akan tetapi dalam waktu kurang dari satu jam, kedua bangunan itu runtuh, mengubur ribuan orang dengan puing-puing dan abu.
Saya memikirkan bagaimana struktur bangunan yang sedemikian megah dapa dengan cepatnya hancur, hal itu membuat saya mencemaskan orang-orang yang telah saya ijinkan masuk dalam hidup saya. Saat seseorang terlalu bersemangat untuk bergabung dalam perusahaan anda padahal dia belum mengenal anda dengan baik, maka anda wajib untuk waspada. Tidak ada hubungan apapun yang terjalin dalam sekejap mata.Hubungan yang erat selalu memerlukan waktu jika ingin berlangsung selamanya.

Jika anda seorang pemimpin dengan satu visi, mungkin anda tidak mempunyai cukup waktu luang. Saya sadar saya tidak mempunyainya. Dengan adanya visi tersebut anda harus behati-hati dan cermat dalam memilih sesiapa saja yang boleh bergaul akrab dengan anda. Setiap orang yang berkata bahwa dia ingin melayani sebenarnya ia tidak benar-benar ingin melayani. Beberapa orang ingin menlayani semata-mata hanya agar ia dapat lebih dekat dengan anda agar dapat merusak hidup anda dan keluarga anda.
Saya dan keluarga saya jauh lebih berharga dari Menara Kembar di New York. Celakanya pemerintah kita kurang paham akan perlunya mencegah teroris agar tidak terlalu dekat dengan warga negaranya. Oleh karena kecerobohan itu, banyak sekali korban yang ditimbulkan. Saya berdoa agar anda tidak perlu menjadi korban, baik anda dan keluarga maupun pelayanan anda. Orang yang seharusnya anda ijinkan bergabung dangan lingkaran anggota pelayanan anda hanyalah orang yang telah anda kenal dengan baik, bukan yang sekedar pernah anda temui.

"Kami meminta padamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang berkerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguhsungguh menjunjug mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seoang dengan yang lain." (1 Tesalonika 5 : 12 – 13).

FIRST CLASS LEADERS: 50 PRINSIP-PRINSIP MENJADI SEORANG PEMIMPIN YANG KUAT

PRINSIP 2: GAYA HIDUP ANDA BERBICARA JAUH LEBIH BANYAK DARIPADA KATA-KATA ANDA

Ketika saya berusia lima belas tahun, ibu saya memindahkan keluarga kami dari Brooklyn, New York, ke suatu kota kecil di Negara bagian North Carlolina bernama Bolton. Di Brooklyn saya belajar di sekolah menengah paling buruk di sana. Narkoba, seks bebas, dan minuman keras tersedia di setiap pelosok daerah, demikian halnya dengan geng-geng berandalan dan para pengedar narkoba, “mereka semua memenuhi” pemandangan kami. Ibu saya telah memperkirakan perkembangan daerah Brooklyn dimasa mendatang dan, tanpa memberitahu kami terlebih dahulu, membawa kami pindah ke wilayah selatan. Hal itu merupakan kejutan yang menggoncangkan kami.

Saat kami tiba di Bolton, North Carolina, saya pikir saya dapat memamerkan gaya “anak Brooklyn” pada anak-anak di Negara bagian ini. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, Tuhan mempunyai rencana yang bertolak belakang bagi hidup saya.
Pada musim panas saya yang pertama di sana, saya berkenalan dengan seorang gadis yang menarik hati saya. Dia adalah warga jemaat gereja Church of God in Christ. Suatu hari dia mengajak saya untuk datang ke gereja untuk melihat malam gladi resik paduan suara gereja. Karena tidak ada kegiatan lain, saya pun setuju. Satu-satunya alasan saya mau ikut adalah agar saya dapat lebih dekat dengannya. San saya piker ke gereja dengannya akan memperbesar peluang saya untuk menjadi pacarnya.

Setelah pertunjukan dia mengajak saya ke kebaktian minggu pagi bersamanya. Warga jemaat disana cukup ramah, paduan suaranya juga lumayan, dan karena dalam jadwal kegiatan saya sedang kosong, saya pun setuju. Saya tidak tahu apa yang membuat sasya masuk ke kebaktian itu. Kehadiran Roh Kudus segera menangkap saya. Saya ingat di sana saya menerima Yesus sebagai Juru Selamat setelah pendeta bertanya apakah ada yang ingin diselamatkan.

Setelah beberapa lama dihadapkan pada sisi gelap dari kenyataan, kini saya dihadapkan pada kenyataan yang jauh lebih besar – Terang Yesus Kristus. Meskipun saya hanyalah bayi yang baru dilahirkan kembali dalam Kristus, saya berkata kepada Tuhan, “Tuhan jika Engkau tidak lebih baik daripada narkoba, seks bebas, dan geng-geng, maka saya tidak memerlukan-Mu. Tetapi jika engkau ternyata melebihi semuanya itu, maka saya benar-benar membutuhkan-Mu.” Sejak saat itu Tuhan menjadi segala-galanya bagi saya seperti yang dijanjikan-Nya, dan bahkan lebih dari itu. Dan lebih dari apapun, saya berkeinginan untuk hidup dengan gaya hidup yang suci dan benar dihadapan Tuhan.

Oleh sebab itu saya yang saat itu seorang remaja menerima kebenaran bahwa hidup dan jalan hidup saya dihadapan masyarakat berbicara jauh lebih nyaring daripada kata-kata saya sendiri. Jangan salah sangka, saya perkaya kekuatan janji-janji Tuhan. Saya juga meyakini prinsip-prinsip iman. Saya juga cukup sadar bahwa hanya karena dapat mengutarakan janji-janji sedemikian hebat, seseorang tidak akan selalu dapat memenuhinya.

Karena menyedari bahwa Tuhan adalah Tuhan atas tindakan, saya juga harus meneladani-Nya dengan memenuhi janji-janji saya. Tuhan tidak sekadar “berkata-kata”;Dia juga adalah apa yang Dia katakan. Dan Dia berharap anak-anakNya hidup dengan cara yang sama – dengan integritas dalam perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, saya selalu berhasrat agar tidak hanya dikenal sebagai orang yang memenangkan jiwa bagi Tuhan, tetapi juga dikenal sebagai orang yang menyenagkan hati Tuhan.
Saya tidak setuju dengan perbuatan orang percaya yang hidup dengan gaya hidup yang menyimpang namun tetap berharap orang lain akan setuju dengan mereka. Mewskipun semua orang harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya dihadapan Tuhan, para pemimpin mendapat standard yang jauh lebih tinggi wewenang dan tanggungjawab yang mereka pikul. Menyadiri hal itu saya berusaha mendisiplinkan diri dalam hal-hal yang telah membuat banyak orang gagal. Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang gagal adalah akibat meremehkan satu dari tiga godaan utama; Kekuasaan, Uang, dan Seks, atau KUS.

Anda perlu melawan setiap gejala KUS yang mencoba menguasai diri anda. Ketiga hal ini telah melemahkan bahkan membunuh banyak orang besar, yang mana pelayanan mereka jauh lebih besar dari yang dapat saya katakana. Cara menghindari KUS sangat sederhana, dampaknyapun sangat terasa jika anda menolajknya. Tetaplah rendah hati. Jauhi Uang. Dan para pria, jauhi wanita.

Hadapailah. Pemimpin pelayanan dan gembala sidang mempunyai kekuasaan. Apakah anda memimpin sepuluh orang atau sepuluh ribu orang, maka anda adalah pemimpin. Tidak menjadi masalah bagaimana pandangan orang terhadap anda dalam hal wewenag kepimpinan tersebut, yang menjadi masalah adalah bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri. Kerendahan hati adalah satu-satunya obat bagi pemimpin yang besar kepala dan penuh roh kesombongan. Ingatkah apa yang menimpa Nebukanezar? Mungkin saat ini anda berada pada posisi puncak, tetapi tidak ada jaminan bahwa anda besok juga akan berhasil. Perilaku anda akan selalu memproyeksikan gambaran masa depan anda. Tetaplah rendah hati. Jika anda tidak dapat menangani kekuasaan, maka kerjakan hal lainnya.

Saya mempunyai dua saranan untuk melindungi diri anda dari penyalahgunaan uang. Pertama, tempatkan sekelompok orang yang terpilih khusus untuk menangani penghitungan dan penyimpanan persembahan dan pendapatan. Meskipun saya yakin pemimpin pelayanan dan gembala sidang mempunyai wewenang membuat keputusan, berdasarkan bimbingan Roh Kudus, berkaitan dengan pemakaian uang dalam jumlah besar (untuk pembaikan bangunan, pemberian bantuan ke luar negeri, dan sebagainya) dia tetap memerlukan bantuan sekelompok orang untuk menolongnya dalam proses pembuatan keputusan tersebut. Yang saya maksud buan sekelompok diaken tradisional yang berulangkali menyalahgunakan wewenang pendeta, melainkan sekelompok penolong yang dapat membantu membuat keputusan berkaitan dengan keuangan, yang dapat meningkankan efektivitas pelayanan secara keseluruhan. Dan yang paling penting yaitu, mereka dapat membela pemimpin pelayanan bila dia dituduh melakukan penyalahgunaan keuangan.
Saran saya yang kedua sangat sederhana; jadilah pemberi yang murah hati. Setiap organisasi pelayanan dan juga para pemimpinnya hendaklah selalu siap untuk member sesuai perintah Tuhan. Selalu Siap untuk mengosongkan kas anda dan menabur bibit pelayanan di berbagai tempat lainnya. Memberi dapat menyembuhkan ketamakan dan keserakahan. Saya tidak pernah menemui pemberi yang serakah. Hal itu bahkan tidak enak untuk di dengar – seperti menemui orang kurus yang gemuk. Hal yang satu meniadakan yang lain. Semakin banyak anda memberi, semakin kecil peluang anda untuk tergoda oleh pembenaran diri atas penyelewengan keuangan.

Dan yang terakhir, para pemimpin, jangan menggoda lawan jenis. Para pria, jangan main-main dengan wanita, dan jangan memberi bimbingan pada wanita tanpa doa dan “perlindungan.” Yang saya maksud dengan perlindungan adalah membimbing wanita dengan didampingi isteri anda, bila anda sudah bernikah. Atau dengan anggota yang telah berpengalaman untuk menjadi saksi, jika anda belum bernikah.
Meskipun saran di atas tampak kuno, dengan mengikutnya akan menolong anda dalam mencegah sakit kepala, rasa sakit di hati, dan juga malu. Reputasi anda dihadapan Tuhan jauh lebih besar daripada yang dilihat oleh wanita itu pada diri anda. Lindungi diri dan juga roh anda! Nasehat ini juga berlaku bagi para wanita dalam pelayanan. Lindungilah dengan hati-hati kepentingan dan nama baik anda. Anda mungkin benar-benar tidak bersalah atas segala tuduhan yang diberikan iblis atas diri anda. Namun demikian, anda seharunya tidak menempatkan diri anda sendiri dimana kebaikan anda dikatakan sebagai kejahatan. Para pemimpin, tetap letakkan kedagingan anda dibawah darah Yesus Kristus.

Jikalau anda ditunjuk untuk menjalankan tugas yang berkaitan dengan hal-hal diatas dan tidak menghindarinya, maka saya tekankan untuk menemui pria atau wanita yang benar-benar dapat anda andalkan. Ingatlah bahwa orang yang menyayangi anda akan mengatakan kebenaran pada anda. Mereka tidak akan membiarkan anda menjadi sombong. Mereka akan mengingatkan anda jika mereka melihat tanda-tanda KUS pada diri anda. Percayalah, saya tidak akan menghukum anda bila anda jatuh dalam salah satu dari tiga godaan utama di atas. Tuhan akan memulihkan anda jika anda jatuh dalam dosa tersebut.

Yang menjadi masalah adalah bahwa sekalipun Tuhan mau memaafkan anda, terkadang manusia tidak. Mereka juga tidak mau melupakannya. Kesan yang anda tinggalkan dalam hati orang yang percaya pada perkataan anda tidak akan mudah terhapus. Jadi saat anda bersiap-siap untuk memimpin suatu kebaktian dan berdiri dihadapan orang banyak, bertanyalah pada diri anda sendiri. “Dapatkah saya dengan jujur mengatakan bahwa saya hidup dengan gaya hidup yang sesuai benar dengan apa yang akan saya katakana dihadapan orang-orang?”

Jika jawapannya ya, lanjutkkan memimpin dan berkhotbah. Jika jawabannya tidak atau bahkan mungkin anda tidak yakin kebenarannya, segera perbaiki area kesalahan dalam hidup anda tersebut. Jika anda melakukannya, pada kesempatan berikutnya anda berdiri di depan orang banyak dan berkhotbah, kata-kata anda akan tenggelam dalam tindakan-tindak dalam hidup anda yang jauh lebih nyaring. Itulah pesan yang benar-benar ingin didengar oleh orang banyak.

"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." (1 Tesalonikan 4 : 7)

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa san tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kami adalah setia, Ia juga menggenapinya." (1 Tesalonika 5 : 23 – 24).

Thursday, February 12, 2009

BAB 1a- Apakah Jawaban Bagi Stevie?

Di awal perjalanan saya dengan Kristus, saya berkerja di sebuah rumah sakit bagi anak-anak cacat mental di Lubbock, Texas. Sama seperti Yesus yang di pimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun, saya di pimpin ke Texas – di sebuah sekolah untuk membimbing anak-anak cacat. Dapat saya katakan bahwa tempat tersebut adalah salah satu tempat yang paling tragis. Hari-hari saya dipenuhi dengan interaksi berjam-jam yang menyedihkan dengan anak-anak yang hancur dan terluka ditambah dengan udara sekitar yang sangat bau. Anak-anak yang saya tangani tidak bisa mengendalikan dirinya. Mereka sering buang air di mana saja; pada diri mereka sendiri, di pintu, atau bahkan pada diri anda. Kadang-kadang saya bertanya, “Tuhan, apakah ini kehendak-Mu? Apakah Engkau sunguh-sungguh memimpin aku di sini?”
Tidak lama saya menyadari bahwa Tuhan memimpin saya kesana untuk menerima pengajaran dari-Nya. Di Lubbock, Texas inilah tempat saya belajar memahami Roh Kudus secara peribadi. Bahkan sebahagian besar prinsip-prinsip yang saya terapkan dalam pelayanan saya sekarang, saya pelajari di tempat itu.
Ada ratusan anak-anak di sana dan sebahagian besar dari mereka telah “dibuang” atau diserahkan oleh orang tuanya sendiri. Meskipun secara hukum mereka “diasuh oleh Negara”, pada kenyataannya mereka adalah bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang telah hancur, yang tidak diingini atau diakui oleh sesiapapun. Tuhan berkata pada saya, “Firman-Ku berkata jika ayah dan ibumu meninggalkanmu, Aku akan menyambutmu. Aku ingin agar engkau mengasihi anak-anak ini dan menjadi utusan-ku.” 1 Saya pun melakukannya.
Pada sembilan jam pertama, saya menangani anak-anak yang sudah bisa berjalan. Kemudian saya menangani bayi-bayi yang mengalami kerusakan otak ringan. Kebanyakan bayi tersebut lahir dari ibu-ibu pemakai heroin, sementara yang lainnya berada di sini akibat serangan dari orangtua mereka yang alkoholik terutama ketika mereka sedang mabuk. Bayi-bayi ini ditempatkan di tempat tidur kecil sehingga mereka cukup besar dan tidak muat lagi di tempat itu, dan biasanya saya menggendong mereka dan duduk di kerusi goyang sambil berdoa dengan bahasa roh. Saya tahu bahwa Yesus mengasihi mereka, demikian juga saya. Sepertinya Yesus memberikan hati-Nya yang hancur untuk anak-anak itu dalam diri saya. Saya sungguh-sungguh mengasihi anak-anak kecil itu.

Tuhan Mulai Memulihkan Mereka

Tiba-tiba saya menyadari bahwa anak-anak yang dinyatakan tidak bisa berjalan, mulai berjalan. Seorang gadis kecil yang secara medis dinyatakan lahir buta, mulai melihat dan bereaksi! Setiap kali saya masuk ke kamarnya, walaupun tanpa suara, ia akan menoleh dan memandang saya sambil mengulurkan tangannya! Sungguh – Tuhan mulai memulihkan anak-anak ini.
Pada saat itulah saya ditunjuk untuk bergabung kedalam sebuah “regu psikologi” yang bertugas menerapkan teknik modifikasi perilaku pada beberapa anak tertentu. Teknik ini dirancang untuk melatih anak-anak berusia 15,16 dan 20 tahun agar dapat mengikat tali sepatu mereka sendiri atau pergi ke kamar mandi tanpa harus ditemani.
Saya tidak akan lupa hari ketika saya bertemu seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dalam kelompok tersebut, yang saya panggil “Stevie.” 2 Stevie adalah penderita penyakit sindrom Down, cacat mental yang biasanya ditandai dengan menurunnya kapasitas mental dan kondisi fisik yang tidak sempurna. Kasus Stevie bahkan lebih parah. Dia sering menyakiti dirinya sendiri dengan berteriak-teriak sambil memukuli wajahnya.
Staf psikolog di sekolah telah mendapat ijin pemerintah Negara bagian di Austin, Texas, untuk melakukan terapi kondisi negative, yang bertujuan untuk memodifikasi perilaku Stevie dengan melakukan syock elektrik tiap kali dia mulai menyakiti dirinya sendiri. Mereka membuat grafik perilaku selama periode tersebut, dan saya melihat grafiknya. Keadaannya justru semakin memburuk. Ketika saya ada di sana, wajahnya terasa sangat kasar kerana ia terus menerus menyakiti dirinya.
Akhirnya para petugas mengikat Stevie pada sebatang kayu sehingga ia tidak bias menyentuh wajahnya. Namun timbul masalah lain, anak-anak yang satu kelompok dengannya sering menganggunya. Mereka suka berlari-lari dibelakang Stevie dan mendorongnya dengan kuat sehingga ia kehilangan ke seimbangan dan terjatuh. Stevie tidak bisa melindungi wajahnya kerana tangannya terikat setiap kali anak-anak itu mempermainkan dan mendorongnya, dan Stevie akan jatuh lantai tanpa bisa melindungi wajahnya atau mengurangi rasa sakitnya ketika jatuh.


Apakah Jawaban Bagi Stevie?
Sering kami mendapati darah mengalir dari hidung, bibir, dan mulutnya. Setiap kali saya datang, Stevie bisa merasakan kasih Allah yang mengalir melalui saya dan ia akan menyandarkan kepalanya di atas bahu saya, lalu menangis.
Akhirnya saya berkata, “Tuhan, Engkau berkata bahwa Engkau mengutus aku untuk mengasihi anak-anak itu. Apakah jawaban bagi Stevie?”
Dengan sangat jelas saya mendengar suara Roh Kudus berkata, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.” Meskipun ayan tersebut terdengar akrab di telinga anda, namun sangat asing bagi saya. Saya telah menyelesaikan sekolah Alkitab selama 4 tahun dan telah mendapat gelar sarjana, namun saya tidak mengetahui bahwa Roh Kudus mengutip ayat Alkitab dari Matius 17:21.
Hal lain yang gagal saya pelajari selama 4 tahun sekolah Alkitab adalah tentang berpuasa. Saya berpikir, “ berpuasa – bukankah artinya tidak makan dan minum?” Jadi saya tidak makan dan minum air atau coke atau yang lainnya. Tanpa saya sadari bahwa pada saat saya berpuasa tidak makan, saya memimpikan ayam goreng, kentang goreng, dan daging. Saya juga tidak waspada puasa minum, prioritas saya berubah. Pada hari ketiga saya berpuasa minum, saya mulai curiga tiap kali mendengar seseorang mencuci tangan di wastafel kamar mandi. Suatu waktu seseorang keluar dari kamar mandi dan saya berkata, “Kamu tahu? Kamu bisa saja meminum air itu! Ia berkata “Apa?” dan saya akan cepat-cepat berkata, “ Tidak, lupakan saja.”

Sekarang Berdoa bagi Stevie

Pada hari keempat Tuhan berbicara kepada saya dan berkata,”Kamu boleh minum,” dan saya minum. Tapi saya tidak mengakhiri puasa saya hingga hari ke 14 dan Tuhan berkata,”Sekarang berdoa bagi Stevie.”
Ketika saya tiba di sekolah untuk bertugas hari itu, saya membawa Stevie ke ruangan saya dan berkata, “Stevie, saya tahu pikiranmu mungkin tidak memahami apa yang saya katakan, tapi rohmu memahaminya. Saya ingin mengatakan padamu bahwa saya adalah hamba Tuhan Yesus Kristus. Saya datang untuk membawa kabar baik bagimu. Saya ingin kamu tahu bahwa Yesus Kristus datang untuk membebaskan para tawanan.”
Kemudian saya berkata, “Dalam nama Yesus, engkau roh jahat pergilah dalam nama Yesus.” Tiba-tiba tubuh Stevie terlempar sejauh 8 kaki dari saya dan membentur tembok kamar. Ketika Stevie membentur tembok kamar, tubuhnya terangkat setinggi 3 kaki dari lantai, kemudian terjatuh dan merintih. Saya menciun bau seperti telur busuk dan bau sulfur memenuhi ruangan, lalu menghilang perlahan-lahan.
Saya segera meghampiri Stevie, memeluknya dan membuka ikatannya sementara ia membelalakkan matanya. Kemudian Stevie mulai mengerakkan tangannya dan meraba wajahnya. Saya melihat ia meraba pelan-pelan mata, hidung dan telinganya; kemudian ia mulai menangis. Ia menyadari bahwa untuk pertama kalinya ia tidak menyakiti dirinya sendiri. Ia meraba wajahnya, dan ia telah diselamatkan! Pada kejadian yang tak terlupakan itu, Allah menunjukkan pada saya kebesaran kuasaNya yang Ia berikan pada kita untuk mengusir roh jahat dan membebaskan para tawanan. Dalam beberapa bulan, semua bekas-bekas luka telah hilang. Stevie telah sembuh karena ia sudah tidak lagi menyakiti dirinya.
Sesungguhnya, anda membaca buku ini karena Stevie, dan saya bersyukur pada Tuhan atas anak muda ini dan cara Tuhan memakai saya dalam situasinya yang putus asa untuk menyatakan kebenaranNya yang saksikan pada anda.
Mukjizat yang membawa anda dan saya dalam buku ini bahkan dimulai jauh sebelumnya, ketika saya berumur 16 tahun, di Kenya, Afrika Timur, 1962. Saya besar dalam keluarga Hindu dari kasta tinggi, saya dididik untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat Hindu dan saya adalah ahli dalam tulisan suci agama Hindu.
Salah satu prinsip utama yang saya pelajari sejak kecil ialah, “Kamu adalah pencari kebenaran”, maka dengan patuh saya mencari kebenaran. Orang tua saya berasal dari India, tetapi saya lahir dan dibesarkan di Kenya. Saya telah mendapatkan banyak penghargaan, dan meskipun ayah saya telah meninggal ketika saya baru berusia 5 tahun, saya tetap menjadi anggota golongan atas dan kasta ksatria dalam dunia agama Hindu.
Pencarian saya akan kebenaran dimulai pada suatu hari yang panas di tahun 1962, ketika isteri seorang misionaris Baptis mendatangi daerah kami untuk membantu anak-anak kecil. Dengan alasan-alasan yang hanya diketahui oleh Tuhan, wanita bertubuh kecil dari Texas Barat ini mengetuk pintu sebuah rumah di mana keluarga Hindu yang taat tinggal, untuk meminta segelas air dingin. Kebetulan saya yang di rumah dan yang membukakan pintu, saya memberikannya segelas air dingin dan ia memberikan saya sebuah Alkitab (pada saat itu kami berdua tidak menyadari bahwa pertukaran sederhana tersebut akan membawa lebih dari 700.000 orang kepada Yesus Kristus beberapa tahun kemudian. Kadang-kadang ketaatan kita yang sekecil apapun dimaksudkan untuk rencana besar, lebih dari yang kita bayangkan!)
Saya mulai membaca Alkitab, tentu saja karena saya sedang mencari kebenaran. Itulah caranya saya bertemu dengan tokoh paling unik yang pernah saya baca. NamaNya adalah Yesus Kristus. Sebagai seorang yang mencari kebenaran saya tertarik dengan perkataan orang suci ini: “Dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekan kamu.” 3 Saya berkata, “Ya, benar”, dan melanjutkan membaca kitab Yohanes.
Ketika saya membaca ayat di mana Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” dalam Yohanes 14: 6, terbukalah mata orang Hindu dari kasta ksatria yang dulunya sangat bangga denga tradisinya. Saya mencari kebenaran dan tiba-tiba saya bertemu Yesus Kristus yang adalah kebenaran. Meskipun demikian saya tidak langsung menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

KOMENTAR & KATA PENGANTAR

KOMENTAR

“Mahesh Chavda telah merasakan anugerah Allah dengan cara berpuasa yang menghasilkan buah-buah roh. Ia seorang yang mengasihi Yesus, dan itulah yang memotivasi dirinya untuk mendapatkan tempat di hati-Nya. Mahesh memiliki pengalaman peribadi dalam hal ini. Pengalamannya akan menjadi inspirasi dan petunjuk bagi banyak orang. Saya merekomdasikan buku ini.”
-M ike Bickle, Pendeta Senior
Metro Christian Fellowship


“Saat ini beberapa orang telah berpuasa dan berdoa dengan giat dan melihat hasil yang dicapai Mahesh Chavda dalam pelayanannya yang dinamis. Buku ini akan membawa anda kepada."

John Arnott,
Pendeta Senior Toronto Airport
Christian Fellowship

“Merupakan suatu kebanggaan bagi saya untuk mengenal dan berkerja-sama dengan Mahesh Chavda selama lebih dari 20 tahun. Pelayanan dan pengajarannya diambil dari pengalaman. Buku ini lebih dari sekadar cara manual yang baik untuk mempelajari ‘theologi doa dan puasa’; yang ada di tangan anda adalah senjata berisi kekuatan spiritual dan kesaksian dari seorang pelopor masa kini yang telah mengalami apa yang dikatakannya. Rasa lapar anda akan Tuhan semakin bertumbuh dan keinginan duniawi anda akan lenyap ketika anda membaca buku ini dengan sungguh-sungguh. Berpuasa akan menjadi hal yang menyenagkan dan bukan hanya sekadar pengorbanan.”
-Jim W. Goll, Pendiri
Ministry to the Nations




KATA PENGANTAR

Berpuasa dulunya adalah hal biasa bagi umat Kristen, tetapi sepanjang pengalaman saya sebagai orang Kristen, hal tersebut menjadi langka. Banyak orang mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya, hal spiritual yang serba cepat yang dimiliki tanpa disiplin dan pengorbanan. Kebudayaan barat telah mengajarkan kita untuk mendapat sesuatu dengan serba cepat. Ada makanan cepat saji bahkan kredit serba cepat. Hanya sedikit hal yang perlu waktu lama sekarang ini. Hal yang sedikit ini termasuk juga berpuasa, suatu bentuk penantian ~ penantian yang tidak menyenangkan. Jadi berpuasa adalah hal yang kontras dengan apa yang terjadi pada masa kini.
Berpuasa juga kontras dengan theology beberapa orang. Pernah suatu waktu saya mendengar seorang professor theology memberikan kuliah tentang puasa di sebuah ruang yang dipenuhi oleh sebahagian besar professor. Ia menyimpulkan bahwa berpuasa adalah jalan terakhir dalam menghadapi masalah besar. Implikasinya adalah puasa yang dilakukan di luar masa krisis tidak perlu dan tidak menguntungkan. Tidak seorangpun dalam rungan itu yang mempertanyakan kesimpulannya. Satu-satunya yang mempertanyakannya adalah seorang pendeta yang tidak mendapatkan manfaat dari pendidikan seminari, tetapi berpuasa secara teratur. Namun demikian, ia bukan tandingan bagi theology kompleks di ruangan itu. Sehingga akhirnya disimpulkan bahwa berpuasa bukanlah bagian dari kegiatan kekristenan.
Pada beberapa waktu, ketika puasa di bahas muncul pernyataan-pernyataan yang tidak mendukung. Entah hal ini disebabkan oleh penderitaan yang terjadi dalam hubungan dengan berpuasa di masa lalu, atau merupakan refleksi keinginan untuk menjalani hidup kekristenan yang tidak mengharuskan kita berkorban, saya tidak tahu. Yang saya tahu bahwa hilangnya kegiatan rohaniah yaitu berpuasa telah mengakibatkan gereja kehilangan sebahagian kuasa Roh Kudus dan keintiman dengan Yesus yang akan dianugerahkan Allah jika kita melakukannya.
Doa juga tidak mengalami nasib yang lebih baik dari berpuasa. Meskipun kita menyedari pentingnya berdoa, kita sulit berdoa secara konsisten. Pengakuan terbanyak yang saya dengar dari orang-orang yang rajin ke gereja di sepanjang pelayanan selama 30 tahun adalah mereka tidak dapat berdoa secara teratur. Hampir lebih mudah melakukan pekerjaan lain dari pada berdoa. Karena tidak dilakukan, mereka tidak merasakan kuasa doa. Kuasa doa baru dicari ketika semua dirasa gagal.
Ada tanda-tanda bahwa doa dan puasa akan kembali berjaya. Mayoritas pemimpin gereja menganjurkan jemaatnya untuk berpuasa dan berdoa, dan gereja mulai memberikan tanggapannya. Sehubungan dengan hal ini, saya dengan sukacita merekomendasikan buku baru Mahesh Chavda. Nilai buku ini bukanlah pada tawaran teori-teori baru tentang doa dan puasa. Juga bukan pada nasihat-nasihat bijaksana yang ditawarkannya tentang doa dan puasa, mengapa seseorang hendaknya berdoa dan berpuasa, bagaimana menghindari doa dan puasa yang hanya sekadar menjadi kebiasaan, atau pada deskripsi mendetil tentang keuntungan dari doa dan puasa. Kekuatan sesungguhnya dari buku ini adalah bahwa buku ini ditulis oleh seseorang yang sebahagian besar hidupnya sebagai orang Kristen telah melakukan doa dan puasa, dan pada saat bersamaan telah menghindari kesombongan rohani yang selalu menyerang mereka yang melakukan puasa dan doa. Beberapa peristiwa rohani di buku ini akan menantang pembaca, dan sebahagian dari pembaca mungkin akan sulit mempercayainya. Tetapi jika kesaksian sejarah gereja bisa di percaya, mereka yang berpuasa dan berdoa menerima jawaban doa-doanya. Hal tersebut juga merupakan kesaksian Alkitab. Mengapa kita sulit mempercayai bahwa hal-hal indah dapat terjadi saat kita melakukan kehendak Allah?
Di dalam buku ini terdapat nilai sejati. Nilai tersebut adalah kebenaran dari perjalanan seorang pria bersama Allah, yang diceritakan dengan cara yang akan mendorong kita untuk melakukan kehendak Allah.

--Jack Deere
Evangelical Foundation Ministries, Inc.




PENDAHULUAN

Kuasa Di Balik Doa Dan Puasa yang ditulis oleh Mahesh Chavda adalah hal yang di perlukan oleh gereja saat ini. Teman saya Mahesh Chavda adalah orang yang tepat menulis buku tentang berpuasa.
Buku ini adalah penentuan rohani yang tepat bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin melakukan cara hidup doa dan puasa sesuai Alkitab. Mahesh memberikan kita pengertian yang dalam dan sederhana tentang prinsip-prinsip dasar dan motivasi berpuasa. Penjelasannya jelas dan mudah dimengerti. Yang dikemukakannya penuh hikmat, namun transparan, menjadikan buku ini sebagai suatu kontribusi berharga bagi orang percaya dari berbagai latar belakang.
Dengan sepenuh hati saya rekomendasikan buku ini bagi mereka yang hendak mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus mencari wajah BapaNya melalui doa dan puasa.

--Paul Cain
Kansas City, Missouri

Tuesday, February 10, 2009

FIRST CLASS LEADER- 50 PRINSIP-PRINSIP MENJADI PEMIMPIN YANG KUAT

TENTANG PENULIS
Dr. Bernard Grant dilahirkan di kota Brooklyn, New York. Beliau menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat peribadi pada usia 15 tahun. Beliau lulus dengan penghargaan yang tinggi dari A&T University pada tahun 1986, memperoleh gelar Doctor Of Ministry dari Friends International Christian University pada January 2000.
Bimbingan Dr. Grant bagaikan penyegaran Roh Allah di dalam dunia yang terpecah belah, yang bahkan dipisah-pisahkan oleh kekerasan politik, social, etnis dan agama. Beliau berusaha mempersatukan seiring untuk mendidik iman, persahabatan, keluarga,anak-anak dan keuangan.
Dr. Grant mengelola siaran radio harian dan siaran televise mingguan, demikian pula perekaman kaset penginjilan. Beliau menikahi Gloria Philip almarhun dan mereka telah dikaruniai dua putri, Rachel dan Rebecca.
_______________________________________________________________________


PRINSIP 1 :Jangan Memberi Posisi Pada Seseorang Hanya Agar Dia Tetap Melayani

Saya mengenal beberapa pemimpin pelayanan yang merasa bersalah kerana telah memberi pada seseorang yang tidak berkualitas dan seringkali tidak mempunyai komitmen akan sejumlah jabatan yang mentereng dan kantor yang megah semata hanya sebagai alat agar mereka tetap mau melayani di gereja anda. Hal itu merupakan cara yang sangat buruk dalam menciptakan kesetiaan seseorang. Memang jika anda baru memulai pelayanan, anda memerlukan bantuan dan tenaga dalam jumlah yang mencukupi. Namum demikian, janganlah takut kehilangan anak buah. Atau jika tidak anda akan terjebak dalam melakukan apapun hanya untuk menyenangkan orang dan bukannya memimpin mereka.
Memberi seseorang suatu posisi tidak membuat mereka menjadi lebih setia kepada anda. Gelar tidak menghasilkan kesetiaan; hati yang benarlah yang member kesetiaan. Cara saya mempromosikan orang dalam pelayanan kami adalah dengan mengamati tiap-tiap orang yang sama sekali tidak mempunyai hasrat terhadap sesuatu posisi. Saya mengamati bagaimana ia bekerja secara efektif tanpa suatu jabatan.
Saya ingin tahu apakah seseorang datang tepat waktu. Saya ingin tahu apakah ia akan tinggal lebih lama di kantor untuk menyelasaikan tugas yang harus segera diselesaikan. Perilaku seseorang saat menjalankan tugasnya menjadi petunjuk perlu tidaknya ia dipromosikan. Beberapa orang saya promosikan dan saya beri jabatan dengan terburu-buru dan akhirnya mereka tetap meninggalkan pelayanan di gereja saya.
Lebih baik tidak mempromosikan orang-orang seperti itu, jika mereka meninggalkan pelayanan anda, hal itu akan membuat anggota pelayanan lainnya menduga-duga mengapa orang dengan posisi yang demikian memutuskan untuk pergi. Ini merupakan tanda kekacauan dan ketidaktertiban dalam organisasi. Jika anda pernah melakukannya jangan hanya mengakuinya tetapi juga jangan diulangi lagi!
Alkitab memberi metode tertulis untuk mempromosikan orang dalam organisasi-organisasi pada umumnya sehingga dapat diterapkan pada semua organisasi dengan baik. Kerana setiap posisi kepimpinan adalah posisi untuk melayani. Kata deacon atau diakeni berasal dari bahasa Yunani diakonos, yang arti hurufiahnya adalah untuk melayani.Pada konteks awalnya kata ini mengarah pada pelayanan meja makan. Oleh karena itu, orang yang dianugerahi posisi yang tinggi atau mendapat promosi haruslah orang yang utama dan terbaik dalam melayani.
Apa ciri khusus dari orang yang mengutamakan pelayanan? Sudah pasti antusiasme. Jika anda meminta seseorang untuk melayani pada suatu kapasitas dalam pelayanan anda dan dia menunjukkan antusias yang rendah,maka otomatis dia mendiskualifikasikan dirinya sendiri dari promosi apapun dimasa mendatang. Selain itu juga harus mempunyai rasa hormat. Mereka yang Anda promosikan harus menghormati Tuhan dan juga menghormati manusia.
Saya mempunyai teman yang menggembalakan suatu jemaat gereja. Dia berbagi pengalaman dengan saya bagaimana dia, pada saat gerejanya baru berusia dua tahun dan hanya mempunyai kurang dari lima puluh jemaat, menunjuk seorang wanita untuk menangani pelayanan pada anak-anak. Ibu ini mempunyai karunia dalam pelayanan anak. Dia mempunyai banyak piagam dan sertifikat pelayanan, pernah dilatih di pusat pelayanan Willie George dan pusat pelayanan Mark Harper- dua pusat pelayanan anak dan kaum muda yang terbaik di dunia.
Meskipun wanita ini mempunyai ketrampilan yang tinggi dan anak-anak menyukainya, dia tidak menghormati pendetanya. Saat itu sang pendeta berusia sekitar dua puluh delapan tahun sedangkan ibu itu berusia hampir lima puluh tahun. Sang pendeta hidup dengan benar dan mempunyai visi yang besar. Sebaliknya, ibu tersebut tidak dapat tunduk pada perintah orang yang menurutnya lebih pantas jadi anaknya.
Sebagai akibatnya,apapun yang diperintahkan pendeta, dia tidak menyetujuinya. Dia selalu menonjolkan kemampuannya dan berkata-kata seperti, “saya telah melakukan pelayanan ini sebelum anda dilahirkan. Saya tidak memerlukan nasehat apapun.” Pada akhirnya hubungannya melalui pelayanan tersebut hanya berlangsung selama enam bulan. Bagi sang pendeta, saat tersebut merupakan enam bulan yang mengerikan.
Jangan pernah memberikan posisi kepada orang yang tidak menghormati pendeta atau pemimpin. Beberapa dengan gampang berkata, “saya akan menghormati Tuhan, dan hanya kepada Dia saja saya akan menghormati.” Jika anda mendengar seseorang mengatakan yang seperti itu, itu merupakan petanda jelas bahwa ia tidak menghormati kepimpinan yang dia perlukan dalam menjalankan posisi sebagai pengurus. Kebenaran dari masalah ini adalah, bahwa jika seseorang benar-benar mencintai dan menghormati Tuhan, maka hal itu akan tampak pada bagaimana dia memperlakukan pada pemimpin yang ditempatkan Tuhan. Ingatlah akan hal itu!
Paulus mengingatkan kita agar tidak menyerahkan jabatan pada orang yang lidahnya bercabang. Orang yang demikian penuh tipu daya dan tidak dapat dipercaya. Pikiran mereka biasanya juga tidak tetap. Anda tidak dapat memberikan promosi atau posisi pada orang yang kata-katanya tidak dapat dipercaya. Ketika seseorang tidak menepati kata-katanya, dia dengan jelas menunjukkan kepada anda bahwa dia tidak dapat diandalkan. Orang yang tidak dapat diandalkan seringkali mengarah pada kebiasaan berbohong. Orang yang sering berbohong tidak ada yang dapat menjadi pengurus. Pada saat Paulus menasihati Timotius bahwa seorang pemimpin yang baik hendaknya “tidak mabuk oleh anggur” dan “tidak serakah akan uang,” dia berusaha menjelaskan pesan tersebut bahwa baik pemimpin maupun pelayan memerlukan disiplin diri.
Jika seseorang menjadi pencandu minuman keras, maka ia tidak dapat menjadi pemimpin pelayanan. Saya sama sekali tidak menyarankan agar anda mengeluarkan pecandu miras tersebut dari gereja. Mereka juga mempunyai hak untuk mendengarkan Firman Tuhan sama seperti anggota jemaat lainnya. Pada waktunya mereka akan menjadi seorang murid. Namun sehingga saat itu tiba, jangan mempromosikan mereka. Hal itu hanya akan memberi peluang bagi iblis untuk mengacau pelayanan anda.
Jadi sebelum anda mempromosikan seseorang, periksalah karakternya. Pastikan bahawa dia dipenuhi Roh Kudus dan menjalankan perintah Tuhan. Dan yang terakhir pastikan bahwa orang itu adalah seorang pendoa. Jika dia tidak mempunyai kemampuan tersebut dan tetap memaksa memegang jabatan itu, biarkan dia pergi dan mencari kelompok lain yang bersedia mempromosikan dirinya. Sebab pelayanan anda jauh lebih berharga.

"Demikian juga dekan-dekan haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahsia iman dalam hati juurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu barulah ditetapkan dalam pelayanan itu setelah mereka tidak bercacat." (1 Timotius 3: 8-11)

"Kerana itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antara kamu yang terkenal baik, dan yang penuh roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman Tuhan." (Kisah Para Rasul 6:3-4)

FIRST CLASS LEADER- 50 PRINSIP-PRINSIP MENJADI PEMIMPIN YANG KUAT

Kata Pengantar

Dalam setiap generasi ada orang-orang yang bersungguh-sungguh melayani Tuhan hingga mencapai tahap dimana mereka tampak menonjol diantara hamba-hamba Tuhan untuk mengangkat generasi tersebut ke tingkat lebih tinggi. Dr. Bernard Grant adalah salah satu dari orang-orang itu. Dia tidak hanya diurapi sebagai pendeta dan pemimpin, tetapi juga sebagai pendeta bagi para pemimpin.
Buku ini adalah buku “bacaan wajib” bagi setiap pemimpin dalam kerajaan Allah, baik tua maupun muda. Buku ini akan menolong par hamba Tuhan yang baru untuk menghindari berbagai jebakan dalam pelayanan. Buku ini juga membantu pemimpin yang berpengalaman dalam melakukan koreksi yang penting guna meningkatkan pelayanan mereka pada tahap berikutnya.
Dengan segala hormat, kami persembahkan First Class Leader. Lima puluh prinsip untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat.

Dr. Robert L,Wilks, Jr, Pastor/Pendiri
Vine-Life Christian Fellowship
Riverside, California.
.....................................................................................


Sebagaimana dalam bidang kehidupan lainnya, kita belajar seiring kita melangkah. Demikian pula ketika Tuhan melengkapi dan mengutus seseorang untuk suatu pelayanan. Ada beberapa pelajaran yang tidak akan pernah anda dapatkan di bangku sekolah Alkitab. Pelayanan dan penggembalaan jemaat adalah suatu panggilan yang paling menantang. Dalam panggilan ini masa persiapan tidak akan sia-sia. Meskipun beberapa tahun mengenyam bangku sekolah Alkitab dapat membantu kita mempersiapkan diri dalam mengajar Alkitab, tetapi hal itu tidak dapat memberi kita keahlian-keahlian yang diperlukan untuk menggembalakan umat Tuhan.
Dr. Grant telah merangkai prinsip-prinsip yang akan membuat hamba Tuhan, yang telah memperoleh pelajaran dan semangat, siap untuk terjun ke dalam pelayanan dan menerobos berbagai jebakan yang telah dialami oleh orang-orang dalam dunia pelayanan. Seringkali, para pemimpin memulai pelayanan tanpa diperlengkapi dengan cukup agar dapat berhasil. Sekali anda terjun dalam dunia pelayanan, waktu untuk mengawali pelayanan dan masa dimana kita tidak tahu harus berbuat suatu sudah habis.
Buku ini merupakan suatu “bacaan wajib” bagi siapapun yang berencana untuk memasuki dunia pelayanan. Bila seseorang hamba Tuhan menerapkan ke 50 kebenaran yang ditemukannya dalam buku ini, dipastikan dia akan mempunyai kesempatan pengetahuan dari hamba Tuhan ini. Dr. Grant berkeinginan untuk melihat hamba Tuhan berhasil dalam pelayanannya disepanjang waktu, tanpa mempedulikan halangan yang dihadapinya. Dengan menerapkan bimbingan awal yang telah Tuhan berikan pada Dr. Grant ini, Anda melintasi perlombaan dan melaju menuju sukse.

Dr. Tarrance A. Jacko
Ambassador Christian Center
San Diego, California.
.....................................................................................



Pendahuluan
Ketika saya mulai pelayanan pendeta, saya adalah pria diusia pertengahan duapuluhan, saya ingat bagaimana saya berminat menyelamatkan dunia. Tampak jelas bahwa saya penuh semangat dan antusias, tetapi kurang bijaksana di banyak bidang. Meskipun ada beberapa pemimpin pelayanan dimasa itu, hanya sedikit di bidang saya yang mempunyai arahan pelatihan yang benar-benar saya butuhkan. Berkat kemurahan-Nya, Tuhan mempertemukan saya dengan sekelompok hamba Tuhan berpengalaman yang kemudian menjadi pembimbing saya dalam pelayanan.

Meskipun telah mempunyai orang-orang yang tepat untuk diteladani, pelajaran yang paling berharga saya dapatkan melalui cara coba-coba. Jika saya dapat melihat setiap masalah sebelum terjadi, saya mungkin jauh lebih maju dari apa yang saya dapatkan sekarang. Saya dan juga anda tahu bahwa sebahagian besar orang tidak mempunyai karunia untuk mengetahui apa yang akan dialami. Saya yakin anda pernah mendengar ungkapan”jika saja aku tahu terlebih dahulu apa yang kuketahui saat ini.....”

Sepertinya hidup kita akan berbeda jauh jika kita dapat mengatasi beberapa halangan dalam hidup dan pelayanan kita. Namun demikian, orang-orang yang berpengalaman menyatakan bahwa ada suatu kekuatan yang tumbuh dan berkembang yang berasal dari tantangan pelayanan, dimana pelajaran yang dapat diperolehi dari ‘tantangan’ itulah yang pada akhirnya membentuk kita menjadi pemimpin yang kuat. Beberapa pelajaran tersebut benar-benar kita perlukan dan hendaknya jangan dihindari kerana akan membantu membentuk kita menjadi apa yang Tuhan inginkan bagi hidup kita.

"Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang b ekerja pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya" (Yeremia 18:3-4).

Mengertilah bahwa hanya setelah mengalami proses pembentukan ini baru kita dapat masuk pada tahap pemenuhan atas siapa diri kita ini. Hal ini perupakan titik di mana anda akan menyedari bahwa Tuhan telah memberikan suatu pelayanan yang murni, pelayanan yang membuat kia merasa bangga dalam memenuhinya. Sekali anda menerima kebenaran tersebut anda tidak perlu lagi meniru pelayanan-pelayanan besar yang telah dikenal. Anda akan melayani dengan keyakinan yang benar-benar baru, menyadari tidak seorang pun di dunia dapat menyamai anda dalam menjadi diri anda sendiri.
Sebagai seorang pemuda yang masuk dalam pelayanan pastoral, saya mempunyai cukup dasar kekristenan. Secara peribadi saya mengenal siapa Yesus. Saya tahu bahwa dia adalah Juruselamat, Penyembuh, Penolong, dan Tuhan atas segala sesuatu. Semuanya itu saya ketahui dengan baik. Tetapi, saya tidak benar-benar memahami para pengikutnya. Sama seperti setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya, setiap orang Kristen juga berbeda. Perbedaan ini menggerakkan hamba-hamba Tuhan dan para pemimpin untuk membuat penemuan-penemuan penting mengenai orang.

Salah satu pelajaran pertama saya adalah bahwa memimpin suatu jemaat sebenarnya bukanlah mengkhotbahkan pesan-pesan agung, memenangkan penghargaan paduan suara rohani, atau mempunyai anggota jemaat yang banyak dipamerkan pada hamba-hamba Tuhan yang lain dalam konferensi hamba-hamba Tuhan. Secara sederhana penggembalaan adalah mengenai orang-orang. Penggembalaan adalah mengenai apa yang membuat orang menangis dan apa yang membuat mereka ketawa. Penggembalaan adalah mengenai kehadiran kita bagi mereka sebagai suatu jemaat ketika mereka sangat membutuhkan anda.

Penggembalaan adalah mengenai memimpin domba-domba yang dipercayakan Yesus untuk anda pelihara, menuju padang rumput yang jauh lebih hijau daripada yang mereka angankan jika tanpa bimbingan anda. Adalah tugas anda untuk melayani Firman Tuhan dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga merubah orang-orang melalui Firman Tuhan. Apa yang saya pelajari adalah bahwa pelayanan adalah mengenai orang-orang dan bukan mengenai saya. Hal itu adalah wahyu saya yang pertama.

Wahyu saya yang kedua datang sedemikian rupa hingga mengejutkan saya. Sekalipun hal itu tampak relative naïf bagi saya, saya berhadapan langsung dengan realitas bahwa anak-anak Tuhan tidak selalu adalah orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai anak-anak Tuhan. Mereka tidak semuanya baik menawan. Mereka tidak selalunya menepati janji mereka. Beberapa orang yang saya layani dengan mengorbankan waktu dan uang, berubah iri terhadap kesejahteraan keluarga saya. Dan mereka mengatakan kebohongan mengenai saya. Ketika hal itu terjadi, secara naluriah saya berjaga-jaga. Saya menjadi tertutup tidak seperti biasanya, untuk melindungi diri saya sendiri dari penyimpangan pada saat penggembalaan.

Hal itu menegaskan saya bahwa setiap orang yang mengetuk pintu sebenarnya tidak memerlukan bantuan saya sebagaimana mereka pikir. Kenyataannya hanya sediki yang benar-benar memerlukannya. Sebahagian besar orang memerlukan saya untuk menunjukkan baris demi baris Firman Tuhan agar mereka dapat hidup dengan gaya hidup yang jauh lebih baik daripada sebelum mereka menerapkan prinsip-prinsip Alkitab.
Tampaknya sebagaian besar orang sangat tertarik pada kesempatan untuk diajar mengenai kebenaran yang dapat membebaskan mereka. Tetapi ini bukan selalu tanggapan awal mereka. Banyak orang menanggapi kasih dan kebaikan saya dengan curiga dan salah pengertian. Mereka terlebih dahulu telah dilukai oleh dunia dan tidak ingin mengalaminya lagi, terutama oleh seorang hamba Tuhan.

Sebahagian besar orang dalam masyarakat modern kita ini membawa sejumlah besar bagasi kemanapun mereka pergi. Dari satu Negara bagian ke Negara bagian lainnya, dari satu desa ke desa lainnya, tas-tas bawaan mereka selalui mengikuti. Mereka membawa tas-tas itu dari masa lalu mereka kedalam rumahtangga mereka dan pekerjaan-pekerjaan mereka yang baru; mereka menjadikannya sebagai alasan mengapa mereka tidak sukses dalam hidup; dan mereka membawanya pula ke mimbar ketika diajak untuk bergabung dangan gereja setempat.

Seorang pengarang dan ahli kepimpinan di New York times, John C. Maxwell mengingatkan kita bahwa “orang yang terlukai itu melukai orang lain.” Tuhan telah mempercayakan kepada pemimpin-Nya tugas mulia yakni melayani orang-orang yang terluka. Dari dulu sudah menjadi tujuan hidup saya memberikan pelayanan firman dan Kasih Tuhan tanpa kompromi kepada orang-orang yang terluka ini. Tetapi bagaimana kita menjalankannya secara efektif tanpa disakiti selama proses pelayanan tersebut? Untuk hal ini lah saya menulis buku ini.

Seperti telah saya katakana sebelumnya, ada beberapa pelajaran yang harus anda pelajari sendiri.tetapi adalah lebih banyak lagi pelajaran yang dapat anda pelajari dari pengalaman orang lain. Dalam buku ini saya mempunyai beberapa sukarelawan sebagai contoh apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pelayanan. Ya, saya akui saya talah melakukan beberapa kesalahan. Tetapi kesalahan itu bukanlah kesalahan yang mengecewakan: yang mengecewakan bagi saya adalah bila saya tidak belajar dari kesalahan saya.

Orang berkata hanya orang bodoh yang melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Tujuan hidup saya bukanlah menjadi orang bodoh. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, “Hal positif apa yang dapat saya pelajari dari pengalaman ini?” Pelajaran yang saya dapatkan jauh lebih berharga dari pada kegagalan yang saya alami. Mungkin itulah sebabnya iblis selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan perhatian para pemimpin lebih kepada kegagalan daripada pelajaran berharga yang mereka perolehi dari kegagalan tersebut. Kerana hal inilah yang dapat membuat anda menjadi pemimpin yang tangguh.

First Class Leaders: lima puluh prinsip untuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh, adalah suatu panduan bagi para pemimpin kristien yang perlu mengetahui cara menangani masalah-masalah yang seringkali menghalangi banyak hamba Tuhan. Keinginan saya adalah untuk menolong setiap ketua pelayanan, setiap pemimpin, setiap pendeta dengan pesan ini, agar dapat menjalankan pelayanan tanpa gangguan yang tidak perlu.
Untuk meyakinkan anda, saya telah menyusun 50 daftar yang merupakan hal utama yang sering atau pernah dihadapi oleh para pemimpin. Setiap daftar disusun, di komentari, dan disimpulkan ke dalam gagasan utama: Firman Tuhan. Pemikiran dan komentar pada setiap bagian tidak terlalu panjang, namun maknanya abadi. Seandainya saja buku ini muncul pada saat saya memulai pelayanan saya, maka usaha mengendalikan pelayanan pada masa-masa sulit akan menjadi jauh lebih mudah.

Doa saya adalah semoga anda dapaat memanfaatkan karya ini sebagai suatu panduan guna mengarahkan anda melalui masa-masa sulit yang mana anda berharap berhasil melewatinya. Saya yakin bahwa banyak pemimpin dan hamba Tuhan yang membaca buku ini memahami cara menghindari masalah. Bacalah; berikan pada rakan sesama hamba Tuhan. Bahkan jemaat yang anda layani juga akan mendapat keuntungan dari pengetahuan tersebut, yaitu mengajarkan bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin. Jangan ragu atas panggilan Tuhan ini. Anda mungkin tidak akan mendapatkan semua jawaban, tetapi anda mendapat 50 jawaban. Saya percaya bahwa tiap-tiap prinsip sama berharganya bagi anda seperti juga bagi saya.

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu dari pernyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Timotius 4:1)

Monday, February 9, 2009

CHURCH SHIFT-BAB 1: KEKUASAAN RAKYAT

BAB 1

SAYA TIDAK DAPAT MEMPERCAYAI APA YANG ALLAH PERINTAHKAN UNTUK saya lakukan. Saya terus mundar-mandir di tempat doa saya di mana saya bertekad untuk menghabiskan satu minggu hanya bersama Allah. Dan saya terus membantah Dia.

“Tetapi Tuhan, apa yang engkau suruh untuk kulakukan adalah hal yang dilarang dan berbahaya,” ujar saya. “Kami bisa ditembak. Pemerintah bisa mengeluarkan tang-tang mereka. Orang-orang bisa terbunuh. Setidaknya, reputasi kami di Ukraina bisa hancur berantakan.”

Tetapi Allah tidak goyah. Seminggu penuh itu saya habiskan dalam doa, dan jawaban-Nya kepada saya tetap sama: Dia menginginkan gereja saya memprotes pemerintahan kami secara terbuka di Kyiv.

Di benak saya hal ini bukan hanya bodoh, namun juga berbahaya. Sama saja dengan menyatakan perang dengan pemerintah. Kami bisa diperlakukan dengan kejam, dipenjarakan, atau ditembak, seperti yang terjadi kepada para pemrotes di masa lalu.

Sekalipun Ukraina secara rasmi bukan Negara komunis lagi, rakyat Negara ini masih hidup dengan pola pikir orang tertindas. Selama bertahun-tahun Uni-Soviet telah mengajari rakyat Ukraina untuk tunduk pada otoritas tanpa banyak tanya. Meskipun Uni-Soviet tidak ada, rakyat masih belum dapat membayangkan suatu pemerintahan yang menghormati mereka. Jadi pemerintah merasa bebas memperlakukan rakyat seperti domba dan pelayan. Tidak ada pertanggungjawaban dalam kepimpinan, sebagaimana yang berlaku dalam demokrasi. Para pemimpin berlaku sekorup yang mereka inginkan, dan rakyat hanya menerimanya seperti yang selalu terjadi selama ini. Mereka terus menyembunyikan pikiran dan perasaan mereka jauh di dalam diri dan berpura-pura setuju dengan pemerintah. Sekalipun Ukraina telah merdeka lebuh dari sepuluh tahun sebelumnya, rakyat masih takut penganiayaan dank amp konsentrasi pada era Soviet akan kembali lagi.

Akibatnya, tidak ada protes dan hanya ada sedikit perkumpulan yang damai di Ukraina. Rakyat tidak mau menegur pemerintah! Mereka menyerah pada nasib. Negara ini beku di tempatnya. Tidak ada orang yang berani melangkah keluar garis. Ancaman kekerasan yang mendasar atau kekejaman terhadap sesiapa pun yang mengajukan apa yang dianggap pemerintah sebagai “pergolakan sosial” sudah dipahami dengan baik. Kelompok-kelompok yang berkumpul tanpa persetujuan pemerintah dapat dihadang dengan peluru dan tank, hukuman penjara, gangguan, atau sedikitnya cemuhan Negara. Wajar jika kelompok politik yang protes, namun akan sangat berbeda bila sebuah gereja mengeluarkan orang-orangnya protes massal.

Bagi kami, sebuah gereja sudah dipandang dengan rasa curiga oleh banyak orang Ukraina, setiap gerak-geri ketidaktaatan sipil sangatlah berisiko. Menggembalakan suatu gereja penginjilan di Ukraina dan Negara-negara Eropa timur lainnya merupakan perjalanan sulit yang rapuh di antara budaya yang memusuhi, para pemimpin pemerintahan yang curiga, dan hukum tidak adil yang membuat gereja tetap tidak diberi hak bersuara. Ukraina menbanggakan diri untuk system pendidikannya, semua berbaris ateis, yang telah menghasilkan 14 pemenang Hadia Nobel. Sebagai Negara pusat gereja Ortodoks, rakyat Ukraina dikondisikan untuk mempercayai bahwa gereja ortodoks adalah satu-satunya gereja yang benar, lambing dari budaya mereka, lebih dari sebuah tempat untuk menyembah Allah, dan bahwa gereja-gereja lain adah kultus, penyeludup asing, bahkan organisasi terselubung untuk para mata-mata. Kami berjuang melawan kesan itu selama bertahun-tahun dengan bekerja dalam damai di Ukraina dan melayani rakyat. Kami memulai dapur sup yang memberi makan dua ribu orang setiap hari secara keseluruhan lebih dari satu juta orang. Kami membangkitkan para pebisnis di gereja melalui program pelatihan bisnis kami. Kami mengadakan kursus persiapan pernikahan, konseling bagi para ibu yang tidak bernikah, dan konferensi kaum pria yang membantu menciptakan keluarga yang kuat dan masyarakat yang stabil. Kami bekerja untuk pencegahan AIDS dan rehabilitasi narkoba, menolong tiga ribu orang untuk bebas dari kecanduaan. Kami mengobati banyak penyakit masyarakat tanpa sesen pun dana pemerintah. Kami melakukan pekerjaan Allah tanpa mengancam sesiapa pun. Kami melayani Ukraina dengan kasih.

Tetapi negara kami masih memperlakukan kami dengan curiga dan membuat hukum-hukum untuk membatasi kami. Kenyataannya, kami menghadapi krisis pada saat itu karena sebagai suatu “kultus” kami diberi tahu bahwa kami tidak diizinkan untuk membeli tanah, meskipun gereja kami adalah gereja penginjilan terbesar di seluruh Eropa. Bayangkanlah anda mempunyai gereja yand terdiri atas ribuan orang dan dihalangi untuk membangun tempat kebaktian anda sendiri. Itulah situasi kami (dan itu berlanjut menjadi situasi di banyak atau sebahagian besar gereja penginjilan di bekas Uni Soviet). Gereja ortodoks dan sekutu-sekutunya dalam pemerintan telah mengecap kami sebagai pasukan mayat hidup dan menuduh daya sebagai pemimpin karismatik yang membuat para anggota gereja tetap terhipnotis. Tidak pernah diperhitungkan bahwa Embassy of God memberi makan lebih banyak orang daripada yang dilakukan oleh pemerintah kota Kyiv dan bahwa kami membuat Negara lebih stabil dan makmur. Kami masih dicap sebagai ancaman bagi identitas nasional Ukraina.

Kami menghindari konfrontasi langsung dengan pemerintah selama satu decade, tetapi kemudian gedung sewaan kami harus diperbarui dan pemerintah memutuskan untuk menendang kami keluar sehingga mereka dapat merenovasi gedung itu. Kami tak tahu harus pindah ke mana. Tak ada tempat yang cukup besar. Buldozer diparkir di luar gedung yang kami pakai ini, menunggu untuk masuk. Segera kami dipaksa untuk berkumpul di luar, di tengah hujan dan salju untuk menyelengarakan kebaktian kami. Gereja terbesar di Eropa telah menjadi tunawisma.

Pada awal krisis saya melakukan apa yang selalu saya lakukan-saya pergi kepada Allah. Dia tidak pernah meninggalkan saya, dan saya tahu Dia akan memiliki solusi bagi kami. Saya tidak khawatir sedikitpun, namun ketika saya berdoa, saya tidak menerima jawapan. Allah sepertinya diam. Saya sudah berdoa selama berbulan-bulan, kemudia setahun penuh, ketika traktor masuk dan sewa kami jatuh tempo, ditambah lagi pemiliknya mematikan aliran air. Jemaat kami mulai bertanya kemana kami akan pindah. Tetapi Allah tetap tidak memberi saya tuntunan mengenai hal ini. Sikap diam-Nya mengguncangkan saya lebih daripada hal lainnya. Saya dapat mengatasi tekanan pemerintah- saya telah berurusan dengan hal itu sejak saya datang ke Uni Soviet pada tahun 1980-an. Saya dapat mengatasi krisis yang melibatkan lokasi gereja kami. Kami sudah sering pindah, enam kali berganti lokasi dalam periode lima tahun. Kami telah bepindah-pindahdi seantero kota- dan tetap bertumbuh. Masalalah yang dibuat manusia tidak membuat saya goyah. Di manakah penolong saya yang selalu hadir? Apa kesalahan yang telah saya perbuat?

Akhirnya, jawapan –Nya datang di antara waktu doa yang bersemangat: “Hadapilah pemerintah kota. Jangan biarkan mereka mempermainkanmu lagi.” Jawapan-Nya menantang saya sampai ke dalam hati. Saya sangat tidak siap menerimanya sehingga saya mengosongkan jadwal saya dan mengambil waktu seminggu lagi untuk memastikan bahwa saya mendengar dengan jelas. Saya berdoa sepanjang hari selama tujuh hari, dan pesan Allah kepada saya tidak berubah. Dia sedang mempersiapkan kami untuk mempunyai dampak yang lebih besar daripada yang saya harapkan. Kami baru belajar mendengarkan.




KEKUASAAN RAKYAT

Allah menyuruh saya mengajak gereja kami ke jalan-jalan raya Kyiv untuk memprotes. “Rakyat adalah kuasa,” Dia berkata. “Gunakan kuasa yang kau miliki.” Gerakan semacam ini belum pernah terjadi di Ukraina. Tetapi Allah membuka mata saya untuk melihat bahwa untuk memenuhi Amanat Agung, kami harus mempunyai dampak pada bangsa-bangsa, bukan hanya pada orang-orang di gereja. Mentranfomasi Negara memerlukan langkah-langkah yang berani. Kami tidak bias lagi hanya dipusingkan dengan memelihara apa yang kami miliki atau menambah jumlah jemaat kami; kami dipanggil untuk bergerak dengan kuat dalam setiap bidang kemasyarakatan. Itu mencakup penggunaan berbagai metode yang tidak pernah kami pikirkan, seperti protes rakyat ini.

Pandangan saya tentang ketidaktaatan warga sipil bersifat tradisional dan konservatif. Saya yakin orang Kristen tidak pernah dibolehkan untuk tidak taat atau berdemonstrasi menentag pemerintah, tetapi harus tunduk dengan rendah hati kepada pemerintah kerana pemerintah menyandang otoritas dan kuasa Allah untuk menghukum. Saya tidak takut dengan hukuman, tetapi saya tentu saja ingin mentaati Allah, dan kerana itu saya mengajar diri saya dan jemaat untuk menghormati pemerintah dan mengikuti hukum-hukumnya.
Namun di tempat doa itu, sendirian dan patah semangat, Allah menunjukkan kepada saya bahwa saya salah. Dia membawa saya untuk membaca Kisah Para Rasul dan menunjukan bahwa ketidaktaatan warga sipil dapat menjadi hal yang benar jika engkau melawan ketidakbenaran. Dia menunjukkan kepada saya bagaimana para murid tidak menaati hukum yang melarang mereka memberitakan nama Yesus. (Lihat Kisah Para Rasul 5.) Saya tidak pernah melihatnya. Mereka tidak hanya melangar hokum, tetapi Allah jugamendukung mereka dalam hal itu. Dalam situasi kami, meskipun demonstrasi damai diizinkan oleh hukum, kami tetap memerlukan izin khusus dari pemerintah untuk mengadakan protes semacam itu. Izin khusus itu tidak pernah dikeluarkan.

Saya meninggalkan waktu doa itu dengan rasa yakin tentang apa yang perlu saya lakukan. Pesan Allah terngiang di telinga saya: “Rakyat adalah kuasa. Gunakan Rakyat.”

“Itu sama saja membunuh diri,” Kata seseorang.

“Itu tidak alkitabiah,” kata beberapa orang yang lain.

Saya sudah mempersiapkan diri, kerana tahu bahwa saya harus berperang dengan taman-teman saya sebelum berjuang dalam peperangan yang sesungguhnya di jalan-jalan raya Kyiv. Lalu saya memberitahukan kepada gereja tentang apa yang saya percaya dikehendaki Allah untuk kami lakukan. Surat-surat pengunduran diri datang di meja saya segera setelah itu. “Kami punya keluarga dan bisnis,” tulis orang-orang itu. “Kami takut. Kami tidak mahu pemerintah mengawasi kita dengan ketat seperti di zaman komunis.”

Untuk mencuba memulihkan kesatuan, saya meminta para pemimpin gereja untuk guna mencari Allah dan meminta jawapan. Kedua belas peria ini melakukannya, dan mereka dating kembali dengan konfirmasi tentang apa yang telah Allah katakana kepada saya. Mereka terheran-heran seperti saya sewaktu mendengar pesan itu, dan sekarang mereka juga sedang mempersiapkan peperangan yang akan tiba. Allah sedang mengajari kami salah satu pelajaran terpenting untuk memengaruhi suatu bangsa,iaitu: Anda tidak pernah mencapainya jika anda tetap berada di balik keempat dinding gereja.

Melalui semua itu kami menemukan apa yang sesungguhnya makna Amanat Agung. Allah telah mengajarkan kami bahww misi kami sebagai orang percaya adalah menyelamatkan bangsa-bangsa, bukan hanya menginjili individu-individu dan membangun gereja-gereja. Allah sangat tidak memusingkan ukuran gereja dan pelayanan gereja. Semua itu adalah tambahan bagi sasaran utama-Nya, iaitu agar semua bangsa berjalan mengikut Dia dalam prinsip-prinsip kerajaan. Gereja menggenapi mandatnya ketika ia mengubah masyarakat, bukan ketika ia terkurung di tempat kebaktian dan ruang kelas sekolah Minggunya. Gereja harus membangun kerajaan Allah di suatu Negara. Kerajaan itu harus mengalir keluar ke jalan-jalan dan tempat-tempat kerja, ke tempat pemerintahan dan hiburan. Itulah sifatnya, untuk bertumbuh dan mengambil alih, Jika anda berusaha menyimpan untuk diri anda sendiri, anda akan kehilangan hal itu.

Dan kami tidak mahu kehilangan.


GEREJA-GEREJA YANG BERFOKUS PADA GEREJA

Terlalu banyak orang Kristen dan pemimpin Kristen yang menghabiskan ebergi, kreativitas, dan waktu mereka yang berharga untuk memajukan gereja, bukan kerajaan Allah. Mereka bekerja demi kesuksesan gereja mereka, atau mungkin demi sekelompok gereja di kota mereka, atau mereka bekerja bagi pelayanan atau denominasi mereka. Mereka percaya bahawa dengan membangun gereja dan pelayanan berarti mereka sedang membangun kerajaan Allah. Mereka mengira gereja dan kerajaan benar-benar sinonim. Isolasi gereja dari dunia ini telah mengakibatkan ketidakefektifan dan kegagalan dalam melaksanakan Amanat Agung.
Namun gereja bukanlah kerajaan. Yesus berkata dalam Lukas 17: 21, “Juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada disini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada diantara kamu.” Kerajaan Allah tidak terbatas pada bait gereja. Tidak ada gereja yang dapat memuat atau mengendalikan Kerajaan Allah. Kerajaan itu dimaksudkan untuk menghuni seluruh bumi, bukan hanya altar gereja anda.

Amanat Agung tidak seperti apa yang dipahami oleh banyak dari kita. Kita mengerti gereja harus melakukan penginjilan-- Membawa orang-orang dari luar ke dalam gedung gereja kita. Namun mandat Amanat Agung adalah pergi dan memuridkan bangsa-bangsa. Fokusnya bukanlah didalam sini, melainkan diluar sana. Inilah tujuan Yesus datang ke b umi. Ini dimaksudkan untuk menjadi tujuan kita sebagai orang-orang yang telah ditebus. Amanat Agung dalam Matius 28: 19 berkata,

Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu.
Yesus tidak berkata,”Pergilah dan bangunlah gereja-gereja yang besar.” Dia bahkan tidak berkata,”Pergilah dan selamatkan orang-orang.” Dia tidak pernah berkata,”Kiranya gerejamu datang dibumi seperti disyurga.” Dia juga tidak berkata,” Carilah dahulu gereja dan seluruh kebenarannya.” Sebaliknya, denyut jantung-Nya adalah agar bangsa-bangsa diperintah oleh prinsip-prinsip kerajaan Allah. Itulah panggilan bagi setiap orang percaya dan setiap gereja.

Jadi mengapa perhatian kita tercurah untuk penginjilan peribadi dan membangun gereja? Masalahnya adalah pola pikiran kita. Kita sering lupa bahawa Kerajaan Allah telah datang. Kita lupa bahawa kita dipanggil untuk memerintah tanah perjanjian kita- dan untuk memerintah bangsa-bangsa. Kita lupa dengan kuasa yang kita terima dari Yesus Kristus. Jadi perhatian kita ditarik kepada gereja-gereja. Membangun sebuah gereja agak jauh lebih mudah dicapai daripada mentranfomasi suatu bangsa.

Latar belakang agama saya sendiri mengajar sya bahwa kerajaan Allah semata-mata adalah tentang surga, bukan bumi. Saya mengira pekerjaan kerajaan Allah itu berlangsung setelah kita meninggal, setelah kita pindah kekerajaan itu. Saya salah baca Alkitab dan perkataan Yesus. Saya menjadikan kerajaan Allah itu sesuatu yang hanya ada di masa depan, dan demikian fokus dan tujuan hidup saya salah arah. Saya memiliki dampak yang kecil pada dunia di sekitar saya. Namun kerana Allah ingin melakukan sesuatu di Ukraina yang jauh lebih besar daripada “gereja besar” kami atau diri saya, Dia dengan murah hati mengajar kami untuk mengambil posisi proaktif di masyarakat, untuk pergi keluar dari gedung kami dan menjalankan otoritas-Nya atas suatu bangsa dan pemerintah yang tidak saleh.

Kini banyak orang duduk di bangku gereja sambil berharap agar berhasil pergi ke kerajaan Allah, dan mereka tidak menyedari bahwa, menurut Yesus, kerajaan itu sudah ada di sini dan sekarang.tidak seorang pun yang harus mati dulu sebelum melihat kerajaan Allah. Kita sedekat yang kita mau dengan kerajaan itu. Yesus tidak meninggalkan kerajaan Allah di surga ketika dia datang ke bumi. Dia membawa kerajaan itu bersama-Nya. Orang percaya yang telah dilahirkan kembali berada dalam kerajaan itu pada saat ini. Kita dapat berhenti mengharapkannya- kerajaan itu sudah datang dua ribu tahun yang lalu, dan kerajaan itu tetap hadir bersama kita sekarang.

Jika kita lupa bahwa kerajaan itu sudah di sini sekarang. Kita menjauhkan diri dari panggilan kita untuk memuridkan bangsa-bangsa. Kita ingin menggunakan gereja sebagai lubang persembunyian kita dari masalah-masalah dunia. Peperangan ini tentu saja sengit, tetapi Allah mengutus orang Kristen bukan untuk bersembunyi di dalam, atau bahkan membangun, gereja-gereja, melainkan untuk memiliki dampak dalam hidup mereka dan untuk bangsa-bangsa di dunia. Janji Allah adalah, “Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan hujung bumi manjadi kepunyaanmu” (Mazmur 2:8).

Bayangkanlah itu! Kita dimaksudkan untuk mewarisi bangsa-bangsa. Kita bertanggung jawab bukan atas ruang kebaktian dan ruang kelas sekolah minggu, namun atas bangsa kita. Di mata Allah kita tidak terpisah dari bangsa kita. Kita adalah milik bangsa-bangsa. Allah akan menuntut kita bertanggung jawab kepada bangsa-bangsa. Kita tidak dapat lari ke dalam gereja dan mengira tangan kita akan dicuci bersih dari semua yang terjadi di luar. Kita dipanggil ke dunia untuk memulihkan kerajaan itu. Dan jika ada negara yang menderita kerana budaya yang jahat, hal itu terjadi kerana gereja belum mengalahkannya dengan prinsip-prinsip kerajaan Allah. Allah tidak menjawab banyak doa gereja kami untuk menyelesaikan masalah kami yang membutuhkan sebuah tampat kebaktian, kereana dia memiliki rencana yang lebih besar- keselamatan bangsa kami, bukan sekadar menyediakan tempat baru untuk kami berkumpul.

Sebahagian orang merasa bahwa apabila mereka bekerja di taman kanak-kanak atau menyanyi dipaduan suara, mereka sudah memenuhi bidag pelayanan mereka. Namun ini bukan pelayanan yang sebenarnay. Ini hanyalah pekerjaan mengurus rumah. Tugas anda sebagai anggota paduan suara, sukarelawan guru, atau pengantar tamu adalah apa yang harus kita semua lakukan supaya gereja tetap berfungsi, namun ini tidak selalu memenuhi Amanat Agung. Amanat Agung terjadi di luar gereja Pelayanan adalah apa yang anda lakukan untuk membawa hidup anda dan lingkup pengaruh anda ke bawah pemerintahan kerajaan.


GEREJA DIGERAKAN OLEH KERAJAAN

Gereja tidak pernah manjadi fokus Amanat Agung, namun gereja selalu menjadi alat terpenting untuk melaksanakan Amanat Agung. Gereja adalah alat utama yang Allah gunakan melatih orang-orang sehingga mereka tahu bagaimana menemukan tanah perjanjian mereka dan memerintah di negara mereka. Gereja adalah markasnya, tetapi peperangan tidak berkecamuk di markas. Peperanagan terjadi di medan perang.

Satu Timotius 3:15 menyebut gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Gereja menopang kerajaan Allah dengan menjasi sekolah tempat melengkapi, dan tempat mendukung untuk pengubah-pengubah dunia. Namun fokus kita harus tetap di luar, bukan di dalam. Kita harus pergi dari “sekolah” ke dunia dan membawa prinsip-prinsip kerajaan yang berkuasa itu untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia.

Jika orang kristen mengubah tujuan gereja dan menjadikannya tempat pemeliharaan pelarian, bukan tempat untuk memperlengkapi dan mungutus, kita sedang bekerja melawan Amanat Agung. Kita memelihara orang banyak, bukannya mengutus mereka keluar. Kita menimbun sumber daya kerajaan, iaitu orang-orang dan karunia mereka. Di banyak gereja, para pekerja Allah menjadi tawanan. Mereka seperti tawanan dan sang gembala adalah penjaga penjaranya.

Kita tidak di panggil untuk berdesak-desak di dalam ruang gereja, tetapi untuk mengembalikan kerajaan Allah ke dunia. Tetapi sebahagian orang kristen dan para pengkhotbah salah tafsir kata ecclesia, bahasa yunani untuk “gereja”, yang secara harfiah berarti “orang-orang yang dipanggil keluar”. Mereka keliru dengan meyakini bahwabarti kata itu adalah kita “dipanggil untuk menjauhi dunia”. Ini adalah kesalahan yang parah. Yesus berkata dalam Yohanes 17:15, “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindugi mereka daripada yang jahat.”

Sebagai sebuah gereja kita “dipanggil keluar” dari prinsip-prinsip jahat dunia ini, namun kita tetap diminta untuk tinggal di sini. Kita tidak dibangun untuk menjadi biara. Panggilan kita adalah untuk beroperasi dari seperangkat prinsip yang berbeda dan lebih unggul dibandingkan dunia tampat tinggal kita. Gereja harus melatih kita untuk menjadi seperti Kristus, untuk mewujudkan Yesus dan prinsip-prinsip-Nya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita dapat bergerak dari suatu perspektip yang saleh. Itulah gunanya gereja. Itulah sebabnya kita datang pada hari minggu. Itulah sebabnya kita berkhotbah, mengajar, dan menyembah bersama-sama.

Allah menuntut gereja bertanggung jawab kepada masyarakat. Gereja adalah organisasi yang paling berpotensi di dunia kerana geraja dimulai oleh Yesus dan gereja adalah mempelai-Nya. Tak ada entitas lain di dunia ini yang sepenting gereja, terlepas dari semua kegagalannya; gereja adalah harapan Allah kerana melaluinya, hanya melaluinya, kerejaan Allah bisa datang.

Namun gereja hanya releven di bumi. Gereja tidak releven di surga. Ketika gereja tiba di surga, ia akan menjadi satu dengan Kristus. Jadi tugas gereja adalah di sini dan sekarang, untuk membawa kerajaan Allah ke bumi. Gereja-gereja datang dan pergi, namun kerajaan Allah itu kekal. Fokus kita haruslah pada kerajaan itu dan penebusan bangsa-bangsa. Gereja harus menjadi tempat pelatihan bagi orang-orang yang akan memengaruhi masyarakat di sekitar mereka.

Ketika saya dan orang-orang di gereja daya mulai memahami panggilan kerajaan kami, ketakutan kami lambat laun lenyap. Kami memutuskan untuk mengambil resiko yang sangat besar dan berbaris di alun-alun kita, sekalipun harus menghadapi bahaya. “Rakyat adalah kuasa,” kata Allah kepada saya. Inilah waktunya untuk membawa kuasa itu ke jalanan. Sedikit sekali yang kami ketahui bahwa tindakan ketaatan terhadap pemerintah ilahi dari surga ini, meskipun tidak biasa, akan berdampak jauh dalam membentuk sejarah bangsa kami.

Ketika kami taat, kami mempelajari prinsip-prinsip memengaruhi yang belum pernah kami tEmukan. Saya akan membagikannya untuk anda sekarang. Inilah yang saya sebut “Churchshift”(Perubahan wawasan gereja).


PRINSIP-PRINSIP
KERAJAAN
Dari bab 1

1. Gereja mengenapi mandatnya ketika ia mengubah masyarakat, bukan ketika ia terkurung di ruang ibadahnya dan kelas sekolah minggunya.

2. Isolusi gereja dari dunia ini telah mengakibatkan ketidakefektifan dan kegagalan dalam melaksanakan Amanat Agung.

3. Mandat Amanat Agung adalah pergi keluar dan memuridkan bangsa-bangsa.

4. Pelayanan adalah apa yang anda lakukan untuk membawa hidup anda dan lingkup pengaruh anada ke bawah pemerintahan kerajaan Allah.

5. Kita tidak dipanggil untuk berdesak-desak di dalam ruang ibadah gereja, tetapi untuk mengembalikan kerajaan Allah ke dunia.

6. Allah menuntut gereja bertanggung jawab kepada masyarakat.

7. Gereja harus menjadi tempat pelatihan bagi orang-orang yang akan memengaruhi masyarakat di sekitar mereka.