Tuesday, April 14, 2009

FIRST CLASS LEADER- 50 PRINSIP-PRINSIP MENJADI PEMIMPIN YANG KUAT

PRINSIP 4: Selalu Menepati Perkataan Anda

Sebelum anda mengatakan ya atau tidak atas sesuatu hal, kumpulkan semua fakta terlebih dahulu. Jika anda bersedia melakukannya, anda akan mengurangi kemungkinan kebiasaan untuk tidak menepati kata-kata anda. Sebenarnya, sebagai anak Tuhan, seharusnya tidak boleh ada alasan apapun bagi anda untuk tidak menepati janji. Ketika saya beranjak dewasa, orang-orang tua seringkali berkata demikian, “kata-katamu adalah ikatanmu.” Maksud mereka perkataan itu seperti persetujuan yang mengikat. Hal itu seperti suatu perjanjian yang sakral. Sekali perjanjian itu diucapkan, maka tidak boleh dilanggar.

Ada beberapa pemimpin yang tidak bermain wanita. Mereka tidak mencuri uang. Mereka juga bukan pencandu minuman keras. Akan tetapi, mereka memiliki masalah dalam menepati perkataan mereka. Jika anda kekurangan intergritas berkaitan dengan perkataan anda, saya mempunyai berita untuk anda: Tidak menepati kata-kata sama berdosanya dengan penyelewengan seksual dan mabuk-mabukan. Jika anda berkomitmen untuk melakukan sesuatu, maka lakukanlah.

Ketika saya kecil, took five-and-dime terdapat di segala pelosok Amerika.(yang kini kita kenal sebagai took Satu Dollar menganut konsep took five-and-dime). Pada saat itu ada took-toko tertentu yang mengijinkan pelanggan tetap dan setia untuk menandatangani suatu buku jurnal yang menandakan komitmen mereka untuk membayar barang-barang yang mereka beli secara kredit.
Buku jurnal itu bukanlah kartu kredit. Tetapi hanya suatu buku tulis catatan jurnal took tersebut. Tidak ada alamat atau nombor telepon pelanggan pada jurnal tersebut. Satu-satunya informasi yang terdapat pada jurnal adalah nama pelanggan, tanggal pe,belian, jumlah pembelian dan barang-barang apa saja yang telah dibeli. Mereka bahkan tidak mempunyai nombor jaminan social(kartu tanda penduduk) pelanggan. Jika seorang pelanggan berkata ia akan membayar, maka itu adalah satu-satunya hal yang diperlukan pemilik took. Janji pelanggan saja sudah cukup.

Bayangkan jika kebijakan yang sama dijalankan pada masa kini. Seberapa kuat dunia bisnis dapat tumbuh dengan menerapkan metode kredit ini? Pasti bisnis-bisnis tersebut dipaksa bankrupt karena kegagalan debitur dalam membayar hutang. Tanyakan pada diri anda pertanyaan ini, “Jika jasa layanan yang sama diperkenalkan pada orang-orang seperti saya, bisnis ini akan bertahan atau gagal?” jawaban atas pertanyaan tersebut menentukan apakah anda laki-laki atau perempuan yang menepati setiap perkataan atau tidak. Meskipun kita mengutamakan apa yang kita piker merupakan dosa-dosa utama, tidak menepati janji itu sama jahat atau berdosanya dengan dosa-dosa utama lainnya.

Harga anda diukur dengan cara yang sama bagaimana Tuhan mengukur harga-Nya: dengan menepati perkataan-Nya. Ada beberapa pemimpin dan pendeta yang telah berjanji pada saya namun tidak pernah ditepati, hal yang menyedihkan adalah mereka bahkan tidak peduli. Sangat banyak orang yang menjadi terbiasa untuk tidak menepati apa yang mereka janjikan dan mereka anggap itu adalah perilaku yang normal. Anda tidak akan pernah membangun apapun yang dapat bertahan selamanya sampai janji anda berharga.

Tuhan menciptakan keseluruhan alam semesta dengan menggunakan Firman-Nya. Ia menciptakan surge dan b umi dengan Firman-Nya. Ia menciptakan makhluk laut dan burung-burung di udara dengan menggunakan Firman-Nya. Dari kekosongan Tuhan menciptakan(dengan firman-Nya) langit dan samudera. Bahkan ketika Dia menciptakan anda dan saya, dilakukan-Nya dengan Firman. Kita diciptakan sesuai gambar Allah, yang berarti bahwa kita seperti Allah. Karena kita adalah gambaran Allah, maka Dia berharap kita akan memperlakukan setiap perkataan kita dengan serius sebagaimana Dia memperlakukan Firman-Nya.

Dalam Firman-Nya Tuhan tidak pernah memisahkan Nama-Nya dari Firman-Nya. Nama dan Firman adalah satu. Sesungguhnya, Tuhan telah mengumumkan bahwa Dia akan memberikan langit dan bumi sebagai ganti jika Dia mengingkari Firman-Nya. Sebagai pemimpin, jadikan hal itu sebagai prioritas tertinggi anda, yakni untuk menjaga agar janji dan nama anda tak terpisahkan. Jadikan itu tujuan anda, yakni ketika orang berfikir tentang anda maka mereka akan mengakui bahwa anda adalah seorang yang selalu menepati janji.

Dengan cara yang sama tetapi dalam tingkatan yang lebih kuat, memelihara perkataan kita sama pentingnya dengan memelihara perjanjian kudus kita dengan Tuhan. Banyak orang tidak memahami atau tidak menghargai perjanjian yang mereka buat tersebut. Perjanjian kudus adalah suatu komitmen, dan Tuhan memberkati mereka yang memahami pentingnya perjanjian tersebut. Sebaliknya, ada kosenkuensi bagi mereka yang melanggar perjanjian. Ini merupakan suatu bagian yang harus dipahami dengan benar oleh orang Kristen dalam masyarakat kita. Karena kesetiaan telah menjadi konsep yang terlupakan.

Kita sering lihat bagaiman seorang suami tidak setia kepada isteri mereka dan sebaliknya. Juataan orang Amerika mengetahui dari berita tentang bagaimana para pemimpin perusahaan besar menipu para investor mereka. Kita telah melihat warga Amerika mengkhianati negaranya sendiri dengan menjadi tentera pihak musuh. Bahkan pada tingkat lebih rendah, perusahaan jasa layanan yang interkol menawarkan pada Anda untuk beralih dari jasa layanan yang saat ini anda pakai. Mereka berkata bahwa mereka membayar sejumlah uang jika anda bersedia memutuskan perjanjian dangan perusahaan itu.

Dengan demikian banyaknya contoh ketidak-setiaan dan perusakan-perjanjian di sekitar kita, diri kita harus terus menerus dibasuh dalam Firman Tuhan, terutama berkatian dengan masalah ini. Tuhan, yang adalah Contoh utama kita . telah “menikahi” Israel. Israel secara harafiah adalah pengantin perempuan yang pergi melacurkan diri pada ilah-ilah lainnya. Dia tidak setia, namun demikian Tuhan masih tetap setia kepadanya karena penghargaan-Nya yang begitu besar akan perjanjian kudus tersebut.

Sebagai pendeta, saya menyadari orang-orang yang saya layani bukanlah milik saya tetapi mereka milik Tuhan. Meskipun demikian, saya berkewajipan menyampaikan kebenaran pada mereka. Dan kebenaran itu adalah bahwa anda dan saya harus mengajar saudara-saudara kita itu apa ertinya menjadi setia. Banyak orang yang menjadi marah terhadap firman yang mereka pikir mestinya jangan dikotbahkan dan setelah itu meninggalkan pelayanan tersebut. Apa yang terjadi pada kesetiaan? Orang menjadi malu dan menjauhi pelayanan setelah mendengar desas-desus yang sama sekali tidak benar tentang sang pemimpin pelayanan. Demikiankan perjanjian kudus?

Saya dulu berpikir orang akan secara otomatis memahami perjanjian kudus. Itu berupakan salah satu kesalahan besar saya. Orang tidak akan pernah memahami arti dari pejanjian sejati tanpa campur tangan manusia. Mereka harus diajar. Anda harus menjelaskan kepada jemaat dengan kata-kata yang sederhana bahwa anda mengharapkan mereka menjadi setia pada anda dan pelayanan anda. Anda harus mengajar jemaat bahwa Tuhan menghargai mereka jika mereka bukan hanya setia kepada keluarga mereka, tetapi juga setia kepada gereja dan pendeta mereka.

Terkadang orang harus memilih antara keluarga dan melayani Tuhan. Jika mereka diajar dengan baik tetntang perjanjian kudus, maka pilihan untuk mengikuti Tuhan bukanlah suatu masalah. Keputusan mereka itu muncul dari dalam hati yang mencintai Tuhan, bukan dari manipulasi yang dipaksakan. Banyak anggota jemaat dalam pelayanan anda akan “memutuskan perjanjian” dengan anda jika anda hanya mengajar mereka tentang tingginya nilai perkumpulan jemaat anda tersebut. Dasar kekuatan dari perkumpulan apapun dimulai dengan suatu komitmen untuk membuat suatu perjanjian.

Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Tuhan kita tetap untuk selama-lamanya (Yesaya 40 : 8).

Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri (1 Samuel 18 : 3).

No comments: