Wednesday, February 25, 2009

CHURCH SHIFT-BAB 2

GEREJA BERWAWASAN KERAJAAN

Keputusan untuk berdiri menghadapi pemerintah kami bukanlah upaya pertama kami untuk menjangkau bangsa kami bagi Allah, namun ini adalah upaya yang paling dramatis sampai sekarang, dan itu manjadi momen bagaikan disirami air bagi kami dan seluruh bangsa Ukraina. Kami mempunyai alasan yang sangat baik untuk meyakini bahwa hidup kami berada dalam bahaya. Kelompok yang turun ke jalan dalam protes besar-besaran seperti ini terakhir kali terjadi beberapa tahun sebelumnya dan saat itu orang-orang ditembak. Jadi kami maju dengan sangat hati-hati. Kami meminta izin untuk berkumpul dari pemerintah kota.. Pemerintah kota tidak mau member izin kepada kami. Kami mencoba dari pelbagai sudut untuk mematuhi hokum, namun kami menemui jalan buntu.
Opsisi dari dalam gereja juga meningkat. Semakin banyak orang yang menulis surat pengunduruan diri. Yang lainnya dengan keras menentang rencana kami. Mereka ingin tetap berada di tingkat keamanan dan pengaruh yang selama ini kami miliki. Namun Allah sudah berbicara: jika kami tidak bergerak maju dalam kesempatan yang sulit ini, kerajaan Allah akan berhenti maju melalui kami. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Pada hari isnin tanggal 13 November 2003, tiga ribu anggota gereja kami mengambil langkah yang paling berani dalam hidup kami dan berbaris di alun-alun kota. Kami naik bus ke pusat kota dan berjalan satu kilometer ke alun-alun kota. Saat kami membanjiri jalanan, lalu-lintas terhenti. Semua aktivitas jual beli terhenti. Tak ada yang bisa bergerak.Ada kejutan yang tak terduga: Perdana menteri Turki sedang berkunjung hari itu, dan ibukota Negara lumpuh – karena satu kelompok gereja! Kami bergembira, memberkati setiap orang yang kami lihat, membawa spanduk-spanduk besar, merayakan, dan menyanyikan lau pujian. Pemerintah dimalukan karena adanya insiden ini selama kunjungan kenegaraan dan ingin mencegah Negara dipermalukan.

Kami tiba di alun-alun kota dan mengadakan kebaktian di tempat terbuka. Kami berdoa untuk pemerintah, lalu berbicara kepada pemimpin melalui pengeras suara: “Kami memilih anda. Anda ditentukan untuk melayani kami, jadi kami memberkati anda. Berdoa untuk anda. Jangan melawan bangsa anda sendiri.”
Saya memohon kepada mereka agar memperpanjangsewa tanah kami atau menyediakan tanah untuk mendirikan bangunan kami. Namun gedung alun-alan tetap sunyi. Tak ada orang yang keluar. Dalam suasana semakin tegang, kami bertanya-tanya apa yang akan jadi respon mereka.

APAKAH ALLAH BENAR-BENAR PEDULI AKAN BANGSA-BANGSA?

Banyak orang di gereja masa kini yang sempat mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa Allah memedulikan bangsa-bangsa dan masyarakat. Mereka mengira Dia hanya tertarik dengan individu atau dengan umat pilihan-Nya. Namun Alkitab sangat jelas: Allah ingin menebus bangsa-bangsa. Karya penebusanan-Nya di atas kayu salib ditujukan untuk bangsa-bangsa dan juga pribadi-pribadi. Itulah sebabnya dia memerintahkan untuk pergi memberitakan Injil kepada segala bangsa dan memuridkan bangsa-bangsa. Allah tidak sabar menunggu penebusan bangsa-bangsa.
Di seluruh bagian Allkitab, focus Allah pada Negara sudah jelas. Dalam sebuah kisah yang penting dalam keluaran 4 : 22, Allah menggunakan bahasa yang menarik untuk menyebutkan bangsa Israel. Dia menyebut Israel, “Anak-Ku, anak-Ku yang sulung”. Merupakan suatu yang perlu dipelajari mengapa Allah menggunakan sebutan orang pertama untuk suatu bangsa. Normalnya, anak mengacu kepada seorang individu. Dalam maleakhi 3:17 Allah melakukannya lagi, berbicara melalui nabi bahwa Dia mengasihi Israel “seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia”. Saya percaya Allah sedang mengajar kita tentang sikap-Nya terhadap bangsa-bangsa. Di mata-Nya, bangsa-bangsa bukan sekadar entitas yang abstrak. Bagi Dia, bangsa-bangsa sama nyata dan berharganya seperti individu.

Jika Allah menyelamatkan bangsa Israel, anak sulung-Nya, logisnya Dia ingin menlakukan hal yang sama untuk semua bangsa lain, yang merupakan anak-anak-Nya. Israel adalah awal dari sebua kampanye global. Allah menginginkan keunggulan dalam segala hal di setiap bangsa. Yesus berjanji dalam Matius 24:14, “dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Dia ingin mendeplosi semua bangsa menjadi anak-anak-Nya, bukan hanya indvidu. Dalam Matius 28:18-20, Dia memberikan “segala kuasa di sorga dan di bumi” kepada murid-murid untuk digunakan dalam memuridkan bangsa-bangsa, bukan hanya individu. Tidak akan berkesudahan pertambahan pemerintahan-Nya, kata Yesaya 9:6.

Pernahkah anda bertanya mengapa Allah memiliki penghargaan sebesar itu untuk pemerintahan manusia? Mengapa Dia mengajar kita untuk menaati dan menghormati mereka serta tunduk pada otoritas mereka? Jika Allah hanya peduli dengan keselamatan individu, mengapa Dia tidak menyuruh kita untuk mengabaikan begitu saja system peraturan manusia? Alasanya adalah karena pemerintah merupakan ide Allah. Dia mempunyai pemerintahan-Nya sendiri, dan Dia ingin manusia memerintah dengan adil di bumi, dalam pemerintahan mereka sendiri. Allah menciptakan pemerintahan sebagai sistem-sistem keadilan bagi diri-Nya. Dia ingin mengurus bumi dengan adil melalui pemimpin yang berwawasan kerajaan Allah. Bahkan meskipun pemerintahan di urus dengan buruk, pemerintahan tetaplah lembaga yang ditahbiskan Allah. Itulah sebabnya Paulus berkata dalam kitab Roma bahwa setiap pemeritah berasal dari Allah. Sebagai warga kerajaan Allah kita tidak diizinkan mengabaikan pemerintah, sebab mereka ditetapkan oleh Allah dan merupakan bagian dari rencana-Nya untuk bumi ini. Tujuan kita adalah membuatkan pemerintah itu bertindak adil dan sesuai dengan seluruh prinsip kerajaan.
Pembaru gereja seperti Martin Luther pada abad-abad sebelumnya memiliki focus nasional ini; mereka ingin membawa bangsa-bangsa berlutut di hadapan Allah. Tetapi kini telalu banyak orang Kristen yang menurunkan ambisinya. Sekaranglah waktunya untuk berambisi lagi. Sekaranglah waktunya untuk mengubah gereja kita! Sebelum anak-anak dari Allah yang Mahakuasa bertindak seperti perwakilan-Nya di bumi, tak ada yang akan mengubah Negara kita. Tak peduli betapa besar yang diperoleh gereja kita atau betapa kayanya gereja itu atau betapa indahnya kita membangun gedungnya. Nasib negeri anda ada di tangan gereja dan kerelaannya untuk mendeklarasikan posisi Allah dimasyarakat.

BUKAN DARI DUNIA INI? 

Sebahagian orang keberatan dengan ajaran ini dengan mengutip Yoahanes 18:36, di mana Yesus berkata “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini... Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Orang-orang Kristen menggunakan kalimat ini di luar konteksnya selama puluhan tahun, untuk menyerahkan kerajaan ini kepada setan dan melalaikan panggilan mereka ke bangsa-bangsa. Jika kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, maka kita tidak mempunyai tugas yang nyata di sini kecuali untuk penginjian dan penggembalaan peribadi masing-masing. Kerja keras untuk mengembalikan bangsa-bangsa ke kerajaan Allah tidaklah penting. Orang-orang ini membalikkan maksud Yesus dan memutarbalikkan pesan kerajaan-Nya menjadi pesan anti kerajaan.
Mari kita renungkan bacaan ini dalam konteksnya. Pilatus sedang menanyai Yesus mengenai sumber otoritas Yesus. Ia berkata kepada-Nya “Engkau inikah raja orang Yahudi? .... Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku” (Yohanes 18:33,35). Sebagai jawaban, Yesus berkata bahwa otoritas dan penugasan-Nya datang dari surge, bukan dari bumi. Orang Yahudi tidak bisa menjadikan Dia raja; Allah Bapalah yang telah menjadikan Dia Raja. Kerana bukan manusia yang memberikan Yesus otoritas-Nya. Dia bekerja dengan perintah diri kerajaan yang lebih tinggi. Itulah sebabnya Dia berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.”
Apakah ini berarti Dia tidak peduli dengan bumi? Tentu saja tidak. Kebalikkannyalah yang benar. Dia datang ke bumi untuk membawa kerajaan Allah kembali di bumi. Dia cukup peduli dengan bumi sehingga dia meninggalkan tempat yang lebh tinggi dan membawa prinsip-prinsip yang klebih tinggi dari temapt it ke suatu lingkungan yang sudah rusak. Dia tidakk berkata Dia tidak peduli dengan dunia, tetapi bahwa kerajaan dunia bukanlah sumber otoritas-Nya. Kerajaan berasal dari bumi dan manusia. “sesiapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya,” kata Yesus dalam Yohanes 3:31. Dia bekerja dari atas. Seharusnya kita juga demikian.
Sebagai pengikut Yesus, kerjaan kita bukan dari dunia ini, tetapi kerajaan itu harus memerintah dunia ini di sini dan sekarang. Yesus secara khusus berdoa agar kita tidak diambil dari dunia (Yohanes 17). Yesus juga memerintahkan untuk tinggal sampai Dia kembali (Lukas 19:13, KJV). Markus 1:15 dan Lukas 11:20 mengatakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Kerajaan itu ada di sini. Sekarang. Begitulah seharusnya hidup kita. Dan Daniel 2:44 berkata bahwa kerajaan-Nya akan meremukkan segala kerajaan yang lain. Fokus sesungguhnya dari setiap kehidupan Kristen dan dari semua kegiatan gereja kita adalah mengangkat kerajaan Allah dalam setiap bidang Negara kita. Ini adalah misi pertama kemanusiaan, dan ini tetap menjadi misi utama kita.

MISI KITA YANG TIDAK BERUBAH

Mandat kerajaan kita sudah ada ribuan tahun sebelum kelahiran Kristus. Allah menciptakan bumi ini untuk dikuasai oleh umat manusia. Berfirmanlah Allah,

Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. - Kejadian 1: 26

Allah telah memnberi kita sudut alam semesta ini untuk diperintah sama seperti Dia memerintah alam semesta. Adam diciptakan dalam gambar dan menurut rupa Allah untuk memerintah bumi. Ia bersekutu dan hidup bersama Allah; ia menghias dan memelihara taman Eden, dan manusia harus melipatgandakannya. Tetapi ketika manusia berdosa, kita kehilangan kemuliaan kerajaan Allah. Bencana datang di setiap bidang kehidupan.
Tetapi Allah sudah mempunyai rencana untuk mengembalikan kerajaan itu ke bumi, seperti rencana aslinya. Yesaya dan Habakuk bernubuat bahawa kemuliaan Allah akan memenuhi bumi lagi(Yesaya 40: 5; Habakuk 2: 14) Kemungkinan itu kembali kepada kita dengan datangnya Yesus, yang tugas utama-Nya adalah memulihkan kerajaan Allah dengan memulihkan tujuan asli manusia kepada kita. Kerajaan Allah memberskan semua masalah. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa itu adalah kabar baik (Lukas 3: 18). Hal yang telah hilang sudah kembali! Melalui Adam kedua- Yesus- rencana asli Allah dilaksanakan, untuk membuat lingkup bumi seluruhnya diperintah oleh prinsip-prinsip kerajaan.

Renungkanlah dengan cara ini. Ketika Allah menciptakan Adam, Dia menaruh semua bangsa dalam diri satu orang. Semua orang yang pernah hidup berasal dari asam. Anda dan saya ada di dalam Adam. Kita mempunyai DNA Adam. Dosanya menjadi dosa kita melalui warisan (Roma 5). Allah menciptakan benih dari Adam kedua sehingga kita sermua dapat menjadi benar melalui Dia. Di dalam Yesus, Allah menaruhkan semua kemampuan untuk memulihkan semua bangsa. Yesus membawa semua bangsa-bangsa yang telah ditebus di dalam diri-Nya, begitulah bahasa rohaninya. Oleh karena itulah Dia bisa mati untuk semua bangsa, bukan hanya bangsa Yahudi.

"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah bebuat dosa." -Roma 5:12

Allah memberikan Putra-Nya Yesus Kristus sebagai korban untuk menebus kuasa dan otoritas dari setan dan mengembalikan kekuasaan atas bumi kepada manusia.

"Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oelh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup." -Roma 5:17-18

Allah kini berharap kita bergerak dalam otoritas dan kuasa yang awalnya diberikan kepada Adam. Kita tidak perlu terus mengamati diri sendiri seakan-akan kita masih belum ditebus. Tidak, kita sudah kembali di Eden. Yesus berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi” (Matius 28:18). Setiap orang yang datang kepada Yesus dan bertobat dari dosa-dosanya memperoleh kekudusan, kebenaran, kuasa dan otoriras Yesus Kristus. Dia telah memindahkan kepada kita, murid-murid-Nya, kuasa yang telah Dia menangkan kembali ini. Oleh sebab itulah Allah menyebut kita raja imam di bumu – karena kita dipanggil untuk membebaskan planet ini dari kejahatan (Wahyu 5:10).

Allah tidak akam memperluaskan kerajaan ini secara adikodrati, sebab itu akan merampas tujuan manusia. Memperluas kerajaan Allah adalah tugas kita. Penebusan teman-teman, keluarga, komunitas, dan orang-orang sebangsa kita benar-benar bergantung pada tindakan gereja. Jika gereja tidak mulai melawan korupsi, hal itu akan terus berkembang di Negara kita. Jika gereja tidak keberatan dengan anmoralitas, masyarakat akan terus tergelincir semakin dekat dengan perlanggaran hokum. Allah menginginkan gereja menjadi pembawa standar tata-tertib dan kebenaran di setiap Negara. Seperti yang ditulisa Rasul Petrus,

"Tetapi kamulah bangsa terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." -1 Petrus 2:9

Keselamatan telah memungkinkan kita untuk memerintah seperti Adam.

AMBISI BESAR

Itu adalah ambisi yang besar, dan setiap gereja yang memfokuskan untuk memenangkan Negaranya bagi Allah memang memiliki ambisi yang besar. Tetapi sebuah gereja yang tidak difokuskan memuridkan bangsa-bangsa menukar ambisi-ambisi besar dengan bebagai ambisi kecil, bahkan tanpa menyadarinya. Banyak gereja menyangka mereka sedang memperluas diri dengan membangun ruang ibadah yang baru atau ruangan tambahan untuk kaum muda atau membeli sebuah bus gereja. Namun ambisi Allah jauh lebih besar. Dia sedang mengutus orang Kristen untuk memengaruhi seluruh masyarakat. Janji Allah adalah bahwa kita dapat meminta Dia untuk member kita bangsa-bangsa, bukan hanya sebuah gedung gereja yang lebih besar.

Terkadang teman-teman saya sesame hamba Tuhan di Amerika bercerita kepada saya betapa Allah memberkati mereka dengan menambah jumlah jemaat yang hadir di gereja mereka dan mengaruniai mereka segala macam berkat duniawi. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka meyakini iman untuk adanya seribu anggota lagi, sebiah mobil baru, sebuah acara televisi, dan seterusnya. Saya berkata, “Jika anda ingin menggunakan iman anda untuk mendapatkan mobil baru atau anggota gereja yang lebih banyak, itu baik. Tetapi saya menggunakan iman saya untuk menundukkan dan mengubah suatu bangsa. “Tidak ada yang salah dengan rumah dan berkat duniawi, tetapi semua itu hanyalah alat. Sebagai orang Kristen menjadi puas dengan alat-alat saja. Tetapi upah yang sesungguhnya adalah bangsa-bangsa. Allah ingin menjadikan banyak dari ktia lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan.

Ambisi kita harus menyamai ukuran dan lingkup ambisi Kristus saat datang ke bumi. Apakah Putre tunggal Allah merendahkan diri-Nya datang ke sini untuk dibunuh dengan kejam dan brutal, digantung di atas kayu salib, dihina dan cicaci-maki, kemudian kembali dari kematian dan berkhotbah serta mengajar selama 40 hari hanya supaya kita dapat menjadi makmur dan mempunyai waktu pujian dan penyembahan yang membangkitkan emosi serta menyebarkan selebaran warna-warni dan merancang situs web yang canggih, sementara orang-orang disekitar kita tertekan dan melakukan bunuh diri, menyebarkan penyakit AIDS, hamper mati kelaparan, merusak planet ini, dan masih banyak lagi? Saya rasa tidak.

Saya ingin menantang anda untuk mengangkat iman anda dari kepuasan yang kecil. Allah akan melakukan lebih banyak daripada sekadar membayar tagihan anda. Itulah yang dipikirkan orang non-yahudi. Allah bahkan tidak menyebut itu upah. Semua itu datang secara otomatis bersama keselamatan. Ambisi kita harus jauh lebih besar. Kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang anggota-anggotanya dipanggil untuk mengembalikan kerajaan Allah di bumi! Upah dari mencari Allah adalah pengaruh atas lingkungan masyarakat sehingga orang-orang dapat diselamatkan dari kengerian dosa dan kejahatan. Setiap orang yang berjalan dalam ketaatan kepada Allah mempunyai hak untuk meminta bangsa-bangsa dikembalikan dan diserahkan ke dalam tangannya – dan ini benar-benar melibatkan anda.
Saatnya telah tiba untuk kita mengingatkan salib dan ambisi besaar yang Kristus miliki untuk planet ini. Inilah saatnya untuk mengubah pikiran kita dari bersembunyi di gereja menjadi memerintah tanah perjanjian bagi kemuliaan Allah. Inilah saatnya orang-orang Kristen untuk bertindak, mengetok, dan mengupayakan hasil-hasil. Saatnya telah tiba bagi kerajaan Allah untuk bermanifestasi sehingga bangsa-bangsa akan mengikuti Allah.
Sekaranglah saatnya berhenti menganggap diri kita menduduki anak tangga terbawah pada tangga sosial. Inilah saatnya untuk berhenti merendah. Inilah saatnya berhenti mencapai penebusan dari orang-orang berpengaruh seperti para politisi atau konglomerat. Inilah saatnya untuk melihat diri kita sebagai alat di tangan Allah. Kita tidak kecil, kita bukan orang yang tidak penting, kita adalah pembawa pesan Allah. Di dalam diri anda Dia melihat nasib keluarga anda, teman-teman anda, rekan-rekan kerja anda, dan bangsa anda.
Untuk masa yang lama gereja hanya mengutus dirinya sendiri, namun saatnya telah tiba untuk mengambil tanggung jawab atas setiap bagian masyarakat, dari lingkaran teman-teman kita sampai keluarga kita; dari lingkungan kerja kita sampai dewan kota dan sekolah-sekolah; dari olaraga dan seni sampai politik dan bisnis. Kini gereja perlu menbawa orang-orang dan bangsa-bangsa keluar dari padang gurun, di mana mereka selama ini mengembara. Kerajaan Allah adalah jawaban total Allah bagi masalah total manusia. Ini sinonim dengan kehendak dan jalan-jalan Allah. Ketika Dia berkata, “Datanglah Kerajaan-Mu” (Lukas 11:12), itu berarti melalui anda dan saya. Kita harus berjalan dalam kuasa. Setiap karunia dan talenta yang kita miliki harus digunakan dalam pelayanan kerajaan Allah. Orang-orang percaya perlu memulai organisasi sosial dan badan amal yang akan menjadi gerakan sosial yang kuat, yang menarik perhatian orang. Kita perlu mencari cara-cara efektif untuk melayani para tunawisma, orang-orang bermasalah, anak-anak yatim-piatu, orang-orang yang dianiaya, para pencandu, pelaku kejahatan, dan orang-orang yang tidak berdaya.
Allah sedang menunggu kita bertindak. Kita tidak memiliki hak moral untuk tidak peduli. Allah tidak menginginkan gereja yang pasif.
Suatu hari nanti bangsa kita sendiri akan di hakimi. Allah akan mengirim beberapa bangsa ke neraka seperti yang dikatakan dalam Mazmur 9:18,
Orang-orang fasik akan kembali kedunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.
Mari kita bekerja dengan seluruh kecakapan dan semangat yang kita miliki supaya bangsa kita diselamatkan.Saat gereja kami menunggu respon pemerintah terhadap protes kami di alun-alun kota, saya dapat rasakan perubahan sedang menuju Negara kami. Kami telah memecahkan es. Kebekuan yang dalam dan telah membungkus jutaan jiwa dari generasi ke generasi mulai mencair. Akhirnya, walikota Kyiv keluar gedung untuk menemui kami secara peribadi. Inilah kejutan yang bagus. Ia berbicara melalui pengeras suara dan mengatakan bahwa kota akan menyediakan beberapa hektar tanah untuk mendirikan bangunan kami. Mereka akan memberi kami tanah secara gratis – senilai $5 juta. Sebagai balasannya kami berjanji untuk membersihkan jalanan dari orang-orang sehingga kehidupan normal dapat dilanjutkan kembali di Kyiv.
Kami telah memperoleh kemenangan besar. Namun kami segera menyadari bahwa di negara seperti Negara kami, kemenangan seperti ini bisa saja berumur singkat. Bahkan selalu ada gejolak lebih besar yang datang, lebih besar daripada yang pernah kami bayangkan. Dan Allah akan menaruh kami di barisan depan dari suatu gerakan yang jauh lebuh besar daripada kami duga.

PRINSIP-PRINSIP KERAJAAN DARI BAB 2

1.Allah tak sabar menunggu penebusan bangsa-bangsa

2.Allah menghendaki keunggulan dalam segala hal di setiap Negara

3.Sebelum anak-anak Allah yang Mahakuasa bertindak seperti perwakilan-Nya dibumi, tak ada yang akan berubah di Negara kita. Nasib Negara kita ada di tangan gereja dan kesediaan gereja untuk mendeklarasikan posisi Allah di dalam masyarakat.

4.Fokus sebenarnya dari setiap kehidupan Kristen dan dari semua kegiatan gereja kita adalah meninggikan kerajaan Allah di dalam setiap bagian bangsa kita.

5.Jika gereja tidak mulai melawan korupsi, korupsi akan terus berkembang di Negara tersebut.

6.Sebuah gereja yang tidak berfokus untuk mendisiplinkan bangsa-bangsa menukar ambisi-ambisi besarnya dengan ambisi-ambisi kecil bahkan tanpa men yedarinya.

7.Jika andsa ingin menggunakan iman Anda untuk mendapatkan mobil baru atau anggota gereja yang lebih banyak, itu baik. Tetapi saya menggunakan iman saya untuk menundukkan dan mengubah suatu bangsa.

No comments: