Kata Pengantar
Dalam setiap generasi ada orang-orang yang bersungguh-sungguh melayani Tuhan hingga mencapai tahap dimana mereka tampak menonjol diantara hamba-hamba Tuhan untuk mengangkat generasi tersebut ke tingkat lebih tinggi. Dr. Bernard Grant adalah salah satu dari orang-orang itu. Dia tidak hanya diurapi sebagai pendeta dan pemimpin, tetapi juga sebagai pendeta bagi para pemimpin.
Buku ini adalah buku “bacaan wajib” bagi setiap pemimpin dalam kerajaan Allah, baik tua maupun muda. Buku ini akan menolong par hamba Tuhan yang baru untuk menghindari berbagai jebakan dalam pelayanan. Buku ini juga membantu pemimpin yang berpengalaman dalam melakukan koreksi yang penting guna meningkatkan pelayanan mereka pada tahap berikutnya.
Dengan segala hormat, kami persembahkan First Class Leader. Lima puluh prinsip untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat.
Dr. Robert L,Wilks, Jr, Pastor/Pendiri
Vine-Life Christian Fellowship
Riverside, California.
.....................................................................................
Sebagaimana dalam bidang kehidupan lainnya, kita belajar seiring kita melangkah. Demikian pula ketika Tuhan melengkapi dan mengutus seseorang untuk suatu pelayanan. Ada beberapa pelajaran yang tidak akan pernah anda dapatkan di bangku sekolah Alkitab. Pelayanan dan penggembalaan jemaat adalah suatu panggilan yang paling menantang. Dalam panggilan ini masa persiapan tidak akan sia-sia. Meskipun beberapa tahun mengenyam bangku sekolah Alkitab dapat membantu kita mempersiapkan diri dalam mengajar Alkitab, tetapi hal itu tidak dapat memberi kita keahlian-keahlian yang diperlukan untuk menggembalakan umat Tuhan.
Dr. Grant telah merangkai prinsip-prinsip yang akan membuat hamba Tuhan, yang telah memperoleh pelajaran dan semangat, siap untuk terjun ke dalam pelayanan dan menerobos berbagai jebakan yang telah dialami oleh orang-orang dalam dunia pelayanan. Seringkali, para pemimpin memulai pelayanan tanpa diperlengkapi dengan cukup agar dapat berhasil. Sekali anda terjun dalam dunia pelayanan, waktu untuk mengawali pelayanan dan masa dimana kita tidak tahu harus berbuat suatu sudah habis.
Buku ini merupakan suatu “bacaan wajib” bagi siapapun yang berencana untuk memasuki dunia pelayanan. Bila seseorang hamba Tuhan menerapkan ke 50 kebenaran yang ditemukannya dalam buku ini, dipastikan dia akan mempunyai kesempatan pengetahuan dari hamba Tuhan ini. Dr. Grant berkeinginan untuk melihat hamba Tuhan berhasil dalam pelayanannya disepanjang waktu, tanpa mempedulikan halangan yang dihadapinya. Dengan menerapkan bimbingan awal yang telah Tuhan berikan pada Dr. Grant ini, Anda melintasi perlombaan dan melaju menuju sukse.
Dr. Tarrance A. Jacko
Ambassador Christian Center
San Diego, California.
.....................................................................................
Pendahuluan
Ketika saya mulai pelayanan pendeta, saya adalah pria diusia pertengahan duapuluhan, saya ingat bagaimana saya berminat menyelamatkan dunia. Tampak jelas bahwa saya penuh semangat dan antusias, tetapi kurang bijaksana di banyak bidang. Meskipun ada beberapa pemimpin pelayanan dimasa itu, hanya sedikit di bidang saya yang mempunyai arahan pelatihan yang benar-benar saya butuhkan. Berkat kemurahan-Nya, Tuhan mempertemukan saya dengan sekelompok hamba Tuhan berpengalaman yang kemudian menjadi pembimbing saya dalam pelayanan.
Meskipun telah mempunyai orang-orang yang tepat untuk diteladani, pelajaran yang paling berharga saya dapatkan melalui cara coba-coba. Jika saya dapat melihat setiap masalah sebelum terjadi, saya mungkin jauh lebih maju dari apa yang saya dapatkan sekarang. Saya dan juga anda tahu bahwa sebahagian besar orang tidak mempunyai karunia untuk mengetahui apa yang akan dialami. Saya yakin anda pernah mendengar ungkapan”jika saja aku tahu terlebih dahulu apa yang kuketahui saat ini.....”
Sepertinya hidup kita akan berbeda jauh jika kita dapat mengatasi beberapa halangan dalam hidup dan pelayanan kita. Namun demikian, orang-orang yang berpengalaman menyatakan bahwa ada suatu kekuatan yang tumbuh dan berkembang yang berasal dari tantangan pelayanan, dimana pelajaran yang dapat diperolehi dari ‘tantangan’ itulah yang pada akhirnya membentuk kita menjadi pemimpin yang kuat. Beberapa pelajaran tersebut benar-benar kita perlukan dan hendaknya jangan dihindari kerana akan membantu membentuk kita menjadi apa yang Tuhan inginkan bagi hidup kita.
"Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang b ekerja pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya" (Yeremia 18:3-4).
Mengertilah bahwa hanya setelah mengalami proses pembentukan ini baru kita dapat masuk pada tahap pemenuhan atas siapa diri kita ini. Hal ini perupakan titik di mana anda akan menyedari bahwa Tuhan telah memberikan suatu pelayanan yang murni, pelayanan yang membuat kia merasa bangga dalam memenuhinya. Sekali anda menerima kebenaran tersebut anda tidak perlu lagi meniru pelayanan-pelayanan besar yang telah dikenal. Anda akan melayani dengan keyakinan yang benar-benar baru, menyadari tidak seorang pun di dunia dapat menyamai anda dalam menjadi diri anda sendiri.
Sebagai seorang pemuda yang masuk dalam pelayanan pastoral, saya mempunyai cukup dasar kekristenan. Secara peribadi saya mengenal siapa Yesus. Saya tahu bahwa dia adalah Juruselamat, Penyembuh, Penolong, dan Tuhan atas segala sesuatu. Semuanya itu saya ketahui dengan baik. Tetapi, saya tidak benar-benar memahami para pengikutnya. Sama seperti setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya, setiap orang Kristen juga berbeda. Perbedaan ini menggerakkan hamba-hamba Tuhan dan para pemimpin untuk membuat penemuan-penemuan penting mengenai orang.
Salah satu pelajaran pertama saya adalah bahwa memimpin suatu jemaat sebenarnya bukanlah mengkhotbahkan pesan-pesan agung, memenangkan penghargaan paduan suara rohani, atau mempunyai anggota jemaat yang banyak dipamerkan pada hamba-hamba Tuhan yang lain dalam konferensi hamba-hamba Tuhan. Secara sederhana penggembalaan adalah mengenai orang-orang. Penggembalaan adalah mengenai apa yang membuat orang menangis dan apa yang membuat mereka ketawa. Penggembalaan adalah mengenai kehadiran kita bagi mereka sebagai suatu jemaat ketika mereka sangat membutuhkan anda.
Penggembalaan adalah mengenai memimpin domba-domba yang dipercayakan Yesus untuk anda pelihara, menuju padang rumput yang jauh lebih hijau daripada yang mereka angankan jika tanpa bimbingan anda. Adalah tugas anda untuk melayani Firman Tuhan dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga merubah orang-orang melalui Firman Tuhan. Apa yang saya pelajari adalah bahwa pelayanan adalah mengenai orang-orang dan bukan mengenai saya. Hal itu adalah wahyu saya yang pertama.
Wahyu saya yang kedua datang sedemikian rupa hingga mengejutkan saya. Sekalipun hal itu tampak relative naïf bagi saya, saya berhadapan langsung dengan realitas bahwa anak-anak Tuhan tidak selalu adalah orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai anak-anak Tuhan. Mereka tidak semuanya baik menawan. Mereka tidak selalunya menepati janji mereka. Beberapa orang yang saya layani dengan mengorbankan waktu dan uang, berubah iri terhadap kesejahteraan keluarga saya. Dan mereka mengatakan kebohongan mengenai saya. Ketika hal itu terjadi, secara naluriah saya berjaga-jaga. Saya menjadi tertutup tidak seperti biasanya, untuk melindungi diri saya sendiri dari penyimpangan pada saat penggembalaan.
Hal itu menegaskan saya bahwa setiap orang yang mengetuk pintu sebenarnya tidak memerlukan bantuan saya sebagaimana mereka pikir. Kenyataannya hanya sediki yang benar-benar memerlukannya. Sebahagian besar orang memerlukan saya untuk menunjukkan baris demi baris Firman Tuhan agar mereka dapat hidup dengan gaya hidup yang jauh lebih baik daripada sebelum mereka menerapkan prinsip-prinsip Alkitab.
Tampaknya sebagaian besar orang sangat tertarik pada kesempatan untuk diajar mengenai kebenaran yang dapat membebaskan mereka. Tetapi ini bukan selalu tanggapan awal mereka. Banyak orang menanggapi kasih dan kebaikan saya dengan curiga dan salah pengertian. Mereka terlebih dahulu telah dilukai oleh dunia dan tidak ingin mengalaminya lagi, terutama oleh seorang hamba Tuhan.
Sebahagian besar orang dalam masyarakat modern kita ini membawa sejumlah besar bagasi kemanapun mereka pergi. Dari satu Negara bagian ke Negara bagian lainnya, dari satu desa ke desa lainnya, tas-tas bawaan mereka selalui mengikuti. Mereka membawa tas-tas itu dari masa lalu mereka kedalam rumahtangga mereka dan pekerjaan-pekerjaan mereka yang baru; mereka menjadikannya sebagai alasan mengapa mereka tidak sukses dalam hidup; dan mereka membawanya pula ke mimbar ketika diajak untuk bergabung dangan gereja setempat.
Seorang pengarang dan ahli kepimpinan di New York times, John C. Maxwell mengingatkan kita bahwa “orang yang terlukai itu melukai orang lain.” Tuhan telah mempercayakan kepada pemimpin-Nya tugas mulia yakni melayani orang-orang yang terluka. Dari dulu sudah menjadi tujuan hidup saya memberikan pelayanan firman dan Kasih Tuhan tanpa kompromi kepada orang-orang yang terluka ini. Tetapi bagaimana kita menjalankannya secara efektif tanpa disakiti selama proses pelayanan tersebut? Untuk hal ini lah saya menulis buku ini.
Seperti telah saya katakana sebelumnya, ada beberapa pelajaran yang harus anda pelajari sendiri.tetapi adalah lebih banyak lagi pelajaran yang dapat anda pelajari dari pengalaman orang lain. Dalam buku ini saya mempunyai beberapa sukarelawan sebagai contoh apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pelayanan. Ya, saya akui saya talah melakukan beberapa kesalahan. Tetapi kesalahan itu bukanlah kesalahan yang mengecewakan: yang mengecewakan bagi saya adalah bila saya tidak belajar dari kesalahan saya.
Orang berkata hanya orang bodoh yang melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Tujuan hidup saya bukanlah menjadi orang bodoh. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, “Hal positif apa yang dapat saya pelajari dari pengalaman ini?” Pelajaran yang saya dapatkan jauh lebih berharga dari pada kegagalan yang saya alami. Mungkin itulah sebabnya iblis selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan perhatian para pemimpin lebih kepada kegagalan daripada pelajaran berharga yang mereka perolehi dari kegagalan tersebut. Kerana hal inilah yang dapat membuat anda menjadi pemimpin yang tangguh.
First Class Leaders: lima puluh prinsip untuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh, adalah suatu panduan bagi para pemimpin kristien yang perlu mengetahui cara menangani masalah-masalah yang seringkali menghalangi banyak hamba Tuhan. Keinginan saya adalah untuk menolong setiap ketua pelayanan, setiap pemimpin, setiap pendeta dengan pesan ini, agar dapat menjalankan pelayanan tanpa gangguan yang tidak perlu.
Untuk meyakinkan anda, saya telah menyusun 50 daftar yang merupakan hal utama yang sering atau pernah dihadapi oleh para pemimpin. Setiap daftar disusun, di komentari, dan disimpulkan ke dalam gagasan utama: Firman Tuhan. Pemikiran dan komentar pada setiap bagian tidak terlalu panjang, namun maknanya abadi. Seandainya saja buku ini muncul pada saat saya memulai pelayanan saya, maka usaha mengendalikan pelayanan pada masa-masa sulit akan menjadi jauh lebih mudah.
Doa saya adalah semoga anda dapaat memanfaatkan karya ini sebagai suatu panduan guna mengarahkan anda melalui masa-masa sulit yang mana anda berharap berhasil melewatinya. Saya yakin bahwa banyak pemimpin dan hamba Tuhan yang membaca buku ini memahami cara menghindari masalah. Bacalah; berikan pada rakan sesama hamba Tuhan. Bahkan jemaat yang anda layani juga akan mendapat keuntungan dari pengetahuan tersebut, yaitu mengajarkan bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin. Jangan ragu atas panggilan Tuhan ini. Anda mungkin tidak akan mendapatkan semua jawaban, tetapi anda mendapat 50 jawaban. Saya percaya bahwa tiap-tiap prinsip sama berharganya bagi anda seperti juga bagi saya.
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu dari pernyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Timotius 4:1)
Tuesday, February 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment